MALANG – IndonesiaPos
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat sekitar 300 kasus baru HIV sepanjang tahun 2025, dengan total penderita aktif mencapai 3.000 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husul Muatif, menyebut temuan kasus baru relatif stabil namun tetap menjadi perhatian karena penyebarannya didominasi kelompok usia produktif.
Husnul menjelaskan bahwa angka perkiraan penderita HIV di Kota Malang sejak awal program pengobatan mencapai hampir 6.000 orang. Temuan tersebut tersebar di layanan rumah sakit dan puskesmas yang menyediakan fasilitas terapi.
“Untuk tahun 2025, penemuan HIV barunya sekitar 300-an,” ujarnya, Senin.
Sebagian besar pasien berada pada rentang usia 15 sampai 59 tahun, menjadikan kelompok produktif sebagai populasi paling terdampak. Menurut Dinkes, penularan terbesar berasal dari perubahan gaya hidup, terutama pada kelompok laki-laki seks dengan laki-laki (LSL).
“Faktor paling besar dari perubahan gaya hidup, khususnya LSL,” katanya.
Dari total kasus aktif, hanya sekitar 30% yang merupakan warga Kota Malang, sementara 70% lainnya berasal dari luar daerah, termasuk pelajar dan pekerja.
“Ada banyak juga pelajar dari luar kota,” tambahnya.
Pemkot Malang telah membuka layanan pemeriksaan dan pendampingan melalui fasilitas Voluntary Counselling and Testing (VCT) di seluruh puskesmas dan rumah sakit. Layanan Mobile VCT juga diadakan secara berkala di titik-titik tertentu yang diorganisir komunitas.
Husul mengimbau penyalintas HIV untuk menjaga kepatuhan pengobatan agar tidak terjadi penularan baru.
“Pengobatan itu seumur hidup, jadi penting menjaga agar tidak menularkan ke orang lain,” kata dia.
Upaya pencegahan terus dilakukan melalui edukasi yang berjenjang di sekolah, perguruan tinggi, dan komunitas berisiko.
“Setiap tahun kami memberikan pendidikan, dari pendidikan rendah sampai perguruan tinggi,” ucapnya.