<

Etika Birokrasi Dilangkahi, Mutasi ASN di Bondowoso Carut Marut

Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad

BONDOWOSO, IndonesiaPos

Mutasi dan promosi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Bondowoso yang dilakukan beberapa hari lalu diduga kuat sarat dengan kepentingan kelompok dan golongan tertentu.

Pasalnya, H Irwan Bachtiar Rahmat.SE.MSi, selaku Wakil Bupati Bondowoso sama sekali tidak dilibatkan dalam mutasi 192 ASN. Padahal secara etika birokrasi, Wabup Irwan mempuyai andil untuk terlibat, minimal mendapat pemberitahuan. Sebab, Bupati dan Wabup adalah satu paket.

“Harusnya Wabup dilibatkan dalam koordinasi, setidaknya ada pemberitahuan dan dimintai saran atau pendapat. Masak ada mutasi sementara Wabup tidak diberi tahu,” ungkap Sinung Sudrajad.

Baca juga : Ketua DPRD Desak Bupati Batalkan Mutasi ASN Yang Amburadul

 Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad menilai mutasi yang dilakukan kali ini sarat dengan kepentingan. Sebab selain Wabup, wewenang Inspektorat dan Asisten I juga tidak dilibatkan atau difungsikan.

Kendatinya, persoalan mutasi ini makin memperjelas bahwa mutasi yang dilakukan jelas tidak sesuai dengan etika birokrasi dan perundang-undangan yang berlaku.

Baca Juga : DPRD Dukung Inspektorat Ungkap Penyimpangan Mutasi ASN Bondowoso

“Ini terkesan syarat dengan kepentingan. Yang terlibat hanya Sekda dan BKD. Sedangkan Inspektorat dan Asisten I tidak dilibatkan,”ujar Sinung.

Hal itu juga dianggapnya sebagai sebab carut marutnya tatanan mutasi yang dihasilkan. Banyak pejabat dimutasi tidak sesuai dengan kemampuan.

Menurut Politisi PDI Perjuangan ini, ada dua penilaian dasar yang menjadi rujukan mutasi tidak diberlakukan dengan maksimal. Diantaranya adalah faktor alur karier dan syarat-syarat jabatan ASN.

Baca juga : Inspektorat Tidak Dilibatkan Mutasi ASN Bondowoso Ngawur

“Sehingga alur tata pemerintahan mereka berpengalaman sejak dasar. Apalagi kalau orang tidak berpengalaman di dudukkan sebagai Sekcam atau Camat, amburadul pasti, meraka tidak menguasai ruhnya,” jelasnya.

Jika pemangku kebijakan sudah tidak terkoordinasi dengan baik, dan tatanan pemerintahan sudah tidak beraturan, maka Sinung memastikan visi-misi Bondowoso ‘Melesat’ sulit dicapai, malah yang terjadi akan Meleset.

Seharusnya komitmen pada saat kampanye Pilkada komitmen partai pengusung, partai partai pendukung beserta elemen masyarakat dalam barisan Sabar adalah membangun bersama. Setelah menang maka Bupati dan Wabup terpilih bukan lagi milik golongan merah, hijau, kuning dan sebagainya.

Baca juga : Supriyanto Sebut Sekda Bondowoso Mencerminkan Seorang Preman

Tetapi sambung Sinung, menjadi Bapaknya seluruh rakyat Bondowoso. Namun kenyataan yang terjadi sekarang justru malah berjalan sendiri sendiri, tidak ada koordinasi sama sekali.

“Tugas saya sebagai kader partai adalah mengingatkan, bahwa komitmen yang telah disepakati, akan menjadi salah ketika saya membiarkan kondisi pemerintahan seperti saat ini terus berlangsung,”ketusnya.

Belum lagi mutasi di lingkungn tenaga pendidik baik Guru maupun Kepala Sekolah.” Seharusnya mutasi Guru dan Kepala Sekolah dilaksanakan pasca semesteran atau tahun ajaran baru, bukan dipersimpangan jalan seperti ini, jelas sistem belajar-mengajar akan terganggu,” pungkasnya

BERITA TERKINI

IndonesiaPos