JAKARTA, IndonesiaPos.co.id
Ikatan Mahasiswa Papua (Imasepa), Himpunan Mahasiswa Kaimana (Himaka) dan Himpunan Acemo Manokwari dan sejumlah mahasiswa Papua yang berada di sekitar Jakarta Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi, melakukan aksi Deklarasi Damai sekaligus menyampaikan permintaan maaf Persatuan Mahasiswa Papua atas terjadinya Peristiwa Wamena, di areal Anjungan Papua, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Menurut Mudin Laloba dari Imasepa, aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan mahasiswa asal Papua di Jabodetabek terhadap peristiwa kerusuhan di Wamena. “Kami tidak ingin Papua dilanda konflik berkepanjangan, seperti yang pernah terjadi di Poso dan daerah lainnya. Kami ingin hidup damai bersama warga masyarakat Indonesia lainnya,” kata Mudin.
Mudin meyakini, kerusuhan di Wamena dilakukan hanya oleh sebagian kecil orang Papua yang terprovokasi kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan sendiri. “Karena faktanya, banyak juga orang papua yang dibunuh atau dibakar rumahnya. Bahkan banyak pula orang Papua yang meyembunyikan dan melindungi warga pendatang dari ancaman perusuh. Meski taruhannya adalah nyawa dia sendiri,” ungkapnya.
Untuk itu Mudin menghimbau masyarakat Papua untuk tidak mudah percaya atau ikut menyebar berita yang belum jelas kebenarannya, atau malah hoax. Karena, kata dia, banyak pesan yang beredar di media sosial, justru membuat masyarakat resah atau bahkan terprovokasi.
Mudin juga membacakan Deklarasi yang berisi sejumlah poin seperti :
- Berpegang teguh pada posisi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Bertekad menjaga kedamaian dan persaudaraan antara umat, suku dan bangsa yang ada di Indonesia.
- Mengajak masyarakat di Wamena untuk saling menjaga, saling mengayomi dan saling melindungi saudara kita sebangsa dan setanah air.
- Mengutuk tindakan anarkis dan prilaku melanggar HAM oleh oknum masysrakat yang tidak bertanggung jawab.
“Dan yang terakhir, kami mengajak mahasiswa Papua dan Papua Barat dimanapun mereka berada, untuk sama sama menjaga nilai-nilai adat dan semangat Bhineka Tunggal Ika, untuk menciptakan perdamaian dan persaudaran dimanapun mereka berada,” tutup Mudin.