<

Donald Trump Bunuh Soleimani Lewat Serangan Udara Tanpa Cacat

WASHINGTON, IndonesiaPos

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tak hanya mengakui memerintahkan serangan udara militer terhadap Komandan Militer Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Trump juga membela keputusannya itu, dengan mengaku bahwa seharusnya sejak lama pembunuhan itu dilakukan. Dia menyatakan, Soleimani sebagai teroris nomor satu di dunia.

“Militer AS melakukan serangan presisi tanpa cacat yang menewaskan teroris nomor satu di mana saja di dunia, Qasem Soleimani. Apa yang dilakukan AS kemarin, seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Banyak nyawa akan diselamatkan,” kata Trump di resornya, Florida seperti dilansir Reuters, Sabtu (4/1/2020).

Trump mengatakan Soleimani telah merencakan serangan yang mengancam para diplomat dan personel militer AS di Irak, dan kawasan sekitar.

“Tapi, kami menyergapnya dalam serangan dan menghentikannya,” klaim Trump.

Meski telah menyerang Soleimani hingg tewas, Trump membantah upayanya itu sebagai awal permulaan peperangan AS dan Iran.

“Kami mengambil tindakan semalam untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang,” ucap Trump yang juga disertai klaim taka da upaya AS mengubah rezim di Iran.

Soleimani tewas di dalam mobil di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Kamis (2/1/2020) waktu Baghdad. Serangan udara AS membidik konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan militer Irak yang memiliki hubungan dekat dengan Iran.

Serangan tersebut merupakan serangan terbesar AS terhadap kelompok terafiliasi terkait dengan Iran sejak menarik pasukannya dari Irak, pada tahun 2011.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan. 

Soleimani disebut sebagai “otak” pembentukan paramiliter yang membidik Israel dan kepentingan AS di seluruh Timur Tengah. Munculnya kelompok Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman diyakini berkat peranan Soleimani. 

Dia sangat dipuja di Iran. Soleimani dianggap tokoh terkuat setelah pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Kendati demikian, kesetiaan dan loyalitasnya terhadap Khamenei tak pernah diragukan. Soleimani tewas dalam usia 62 tahun.

Khamenei telah mengutuk serangan AS yang menewaskan Soleimani. Dia menyatakan akan mengambil aksi balasan. (Reuters)

BERITA TERKINI