<

Sekdis Pertanian Bondowoso Minta Kelompok Laporkan Tukang Bor ke Aparat Hukum

BONDOWOSO, IndonesiaPos

Mangkraknya pekerjaan proyek saluran irigasi bawah tani di Desa Curapoh Kecamatan Curahdami Bondowoso Jawa Timur, menuai pertanyaan dari Komisi II DPRD Bondowoso, saat melakukan sidak di sejumlah titik proyek. Pasalnya, dari 28 proyek tersebut ada beberapa titik yang ditemukan oleh anggota DPRD diduga bermasalah, dan sarat penyimpangan. Selasa, (4/2/2020) siang

Sedangkan  informasi yang berkembang, mangkraknya proyek tersebut karena diduga pihak kelompok sudah kehabisan biaya, sehingga pengeboran dihentikan untuk sementara sambil menunggu biaya. Sementara uang dari pemerintah sudah cair 100%. Namun, belum diketahui secara pasti penyebab mangkraknya proyek tersebut.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso Hendri Widotono, mengatakan, proyek Saluran irigasi bawah tanah ini, adalah program swakelola, uang dari pemerintah sudah ditransfer ke rekening masing-masing kelompok yang dicairkan tiga tahap. Tahap dari 0% cair 25%, tahap kedua 50% pekerjaan cai 45% dan ketiga 70% pekerjaan dicairkan 100%. “Jadi yang ngerjakan proyek ini adalah kelompok, dan uang itu itu 100% sudah diterima kelompok,”tegasnya.

Hendri mengaku, jika sudah bertemu dengan tukang bor dan kelompok. Ia meminta kelompok untuk menekan tukang bor tersebut agar pekerjaan segera diselesaikan dalam waktu singkat. Menurut pengakuan kelompok, kata Sekdis Pertanian, tidak selesainya pengeboran di desa Curapoh itu, karena mata bornya patah didalam, sehingga  pekerjaan tidak bisa dilanjutkan. Namun sudah ada perjanjian dengan tukang bornya.

Proyek Mangkrak

“Makanya kita tadi sudah menyampaikan kepada kelompok kalau tidak segera diselesaikan maka dilaporkan kepada aparat penegak hukum. Jadi perjanjian itu antara kelompok dengan pengbor,”ujarnya.

Sementara pengaturan kegiatan dilapangan sudah diserahkan kepada pendamping tenaga ahli. Sedangkan pemerintah sudah menggaji fasilitator tenaga ahli, termasuk pengawasan juga diserahkan kepada tenaga pendamping itu.

“Kalau masalah tehnis kita yang melaksanakan tentu tidak bisa, karena kita ini sarjana pertanian, dan tidak ngerti tehnis, karena yang tahun tehnis adalah pendamping tenaga ahli tadi,”katanya.

Menurut Hendri, pihaknya sudah mengingatkan kelompok dan pengebor untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, agar petani dapat menikmati aliran air dari proyek pengeboran itu.

Sementara sawah yang membutuhkan aliran air dari bor tersebut sebanyak 40 hektar. Sedangkan, air yang dialirkan melalui tandon berkapasitas 1000 liter. Dapat dipastikan air 1000 liter tidak akan mampu mengairi sawah 40 hektar. Namun, Hendri tidak tahu menahu fungsi tandon tersebut.

“Saya masih belum tanya, apa fungsi tandon itu. Sebetulnya yang bisa jawab masalah tandon dan tehnis itu adalah fasilitator. Karena pemerintah menggaji mereka itu karena kita tidak tahu,”Imbuhnya.

BERITA TERKINI