BONDOWOSO – IndonesiaPos
Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperindag) Bondowoso harus putar otak untuk menghidupkan kembali pasar hewan terpadu di Kecamatan Wonosari setelah 17 tahun mati suri.
Pasar hewan yang tak digunakan sejak tahun 2003, kondisinya mati suri, karena ditinggalkan pedagang. Mereka berdalih, lokasi pasar hewan kurang mndapat perhatian dari pemerintah. Sehingga para pedagang sapi dan kambing lebih memilih pasar Selasa di Bondowoso dan pasar Sabtu di Tamanan, bahkan di luar kabupaten.
Kepala Diskoperindag Bondowoso, Sigit Purnomo mengungkapkan, pada masa perencanaan, pihaknya mencoba mengumpulkan dan mendatangkan pedagang sapi dan kambing agar ikut berjualan hewan di pasar Wonosari. Dengan harapan bisa menghidupkan lagi pasar hewan yang sudah mati.
“Kita merencanakan pasar hewan Wonosari itu melibatkan komponen masyarakat. Artinya sebelum pasar itu dibangun kita mengumpulkan pedagang, Asosiasi dan masyarakat sekitar untuk kita ajak dialog kinerja membicarakan bagaimana pasar hewan itu,”kata Sigit Purnomo. Minggu, (16/2/2020).
Pasar hewan yang dulu disebut pasar Minggu tersebut dibangun dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun sejak 2019 sebesar kurang lebih 170 juta. Meski anggaran minim, namun diharapkan nantinya mampu menampung hingga ratusan bahkan ribuan ekor sapi dan kambing.
“Ahamdulillah sekarang pasar Minggu di Wonosari itu sudah ditempati kembali. Dan saya melihat antusias para pedagang sangat baik, sehingga setiap pekan selalu bertambah pedagang dan pembeli,”ujarnya.
Menghidupkan kembali pasar itu, yang bertujuan untuk mengawal visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso. Selain itu, untuk menatap masa depan, sehingga yang menjadi terget kinerja Diskoperindag yang harus linier dengan RPJMD dan Resntra Kabupaten serta Renja OPD.
“Kalau kemudian saya hanya fokus pada masa lalu itu tidak fair, lalu yang kedepan kan tidak bisa dinilai nanti. Sehingga menjad skala prioritas, dan tetap yang dulu itu manjadi bagian dari pekerjaan rumah,”tegasnya.
Menurutnya, tahun 2019 Pemkab Bondowoso sudah membangun 3 pasar, yakni, pasar hewan Minggu di Wonosari, Pasar tradisonal Botolinggo dan Jebung Kidul.
“Satu tahun ini kita bangun 3 pasar, karena kita melihat aspek geografis dan strategis. Disamping itu potensi potensi wilayah untuk menjual kearifan lokalnya sangat mendukung, dan yang lebih bagus adalah prospek bisnisnya sangat menjanjikan,”ungkapnya.
Sigit menambahkan, pasar Desa Bolinggo dan Jebung Kidul yang sudah ditempati merupakan satu-satunya pasar tradisonal yang memiliki fasilitas, karena melihat potensi tempat itu sebagai penyangga dari pasar yang berda di kecamatan tetangga.
“Saya sangat bersyukur, kegiatan pasar Botolinggo dan Jebung Kidul sangat luar biasa ramainya. Tentunya, harapan kita adalah dapat membangkitkan eknomi masyarakat sekitar,”imbuhnya.