KEPRI, IndonesiaPos.co.id
Di hadapan 3.200 mahasiswa baru, Rektor UNP Profesor Ganefri mewanti-wanti mahasiswa baru supaya tidak bersinggungan atau justru ikut menyebarkan paham radikal dan ajaran sesat teroris. Sebab ajaran radikal menyebabkan perpecahan yang bisa merusak kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai antisipasi, jelas Ganefri, pihak kampus akan membatasi kelompok atau komunitas mahasiswa yang menggelar acara dengan mendatangkan narasumber dari luar kampus.
“Mahasiswa kita bina dan bentuk sejak masuk. Mereka harus bisa memilah kegiatan. Paham radikal ini datang dari luar. Kita antisipasi kegiatan mahasiswa mengundang narasumber dari luar kampus, harus selektif. Sebab pernah di UNP masuk tentang khilafah, untung cepat kita tahu,” ujarnya ketika memberikan arahan dalam pengenalan lingkungan kampus, di Auditorium UNP, pekan lalu.
Ganefri menjelaskan, untuk mengantisipasi dan membentengi mahasiswa dari paham sesat dan radikal, mereka diberikan materi khusus tentang bahaya paham radikal. Isinya mulai dari pola-pola penyebaran paham radikal, hingga metode cuci otak yang dilakukan penyebar ajaran sesat.
Pada kesempatan yang sama, Ganefri menambahkan, mahasiswa tidak sekadar dituntut supaya mengikuti aturan kampus, namun juga diberikan fasilitas penunjang untuk peningkatan kualitas belajar mahasiswa. Salahsatunya layanan akses internet gratis melalui jaringan wifi.id. Masing-masing mahasiswa bisa terkoneksi dengan internet dimanapun berada.
“Kalau dulu, malam hari di UNP, mahasiswa ramai duduk di sudut kampus untuk mengakses jaringan gratis mencari bahan belajar. Saat ini UNP sudah kerjasama dengan Telkom. Dimanasaja mahasiswa bisa akses internet. Tapi jangan untuk main game atau akses yang negatif,” pintanya. (rri/*)