PAMEKASAN,IndonesiaPos – FRPB Pamekasan bersama relawan Malang Raya dan Sekber relawan penanggulangan bencana (SRPB) Jawa Timur mengunjungi Kampung Tangguh Dinoyo gang X Malang.
Anjangsana ke relawan Covid Malang Raya ini turut serta sejumlah Koordinator dari FRPB Budi Cahyono, Koordinator Tim Imunitas Corona TIC SRPB Jatim Wawan Kimiiawan, TIC Bakorwil Pamekasan Wahyudi, dan sejumlah lainnya.
“Anjangsana ini merupakan kesempatan kami untuk bersilaturrahmi dengan relawan Covid Malang Raya dan menelisik lebih banyak tentang isensi Kampung Tangguh. Karena Kota Malang merupakan pioner Kampung Apik,”kata Wahyudi saat ditemui di Posko TIC Bakorwil Pamekasan.
Selanjutnya, Kampung Tangguh Dinoyo gang X Malang ini yang dikenal Kampung Tangguh DX 456, lahir dari sebuah kesadaran warga dan pemuda di RT 4, 5 dan 6 dilingkungan tersebut yang perduli terhadap pandemi serta dampak nya.
“Hal itu diawali dari 25 Maret 2020 silam mereka sepakat melakukan penyemprotan desinfektan dilingkungannya dengan swadaya. melihat tutorial di daring yang kemudian saat Covid mulai berdampak pada ekonomi, sehingga sebanyak 88 warga dan para RT sepakat membentuk lumbung pangan sendiri,”kata Wahyudi.
Kemudian, pada akhirnya mereka mulai dilirik kelurahan dan leading sector program kampung tangguh dan dikukuhkan pada Juni 2020 kemarin.
Kronologi tersebut, ada ikhtiar untuk membentuk Kampung Tangguh akhirnya tercapai dan efektik sesuai dengan harapan dari berbagai pihak. “Kami siap melakukan pendampingan untuk menuju Kampung Tangguh seutuhnya,”terang Budi Cahyono, menambahkan.
Pada kunjungan ini, pihaknya mengaku sangat yakin, karena kunci utama dari Kampung Tangguh adalah masyarakat itu sendiri untuk bergerak terlebih dahulu hingga menata sistem dengan masif, dan dapat berkomunikasi ke pihak lain. Kemudian melebarkan kemitraan dan akses pendukung, dan setidaknya ditangkap dalam paparan Satgas Covid DX 456 Malang.
“Dari kegiatan ini, saya berharap di wilayah Madura bisa mencontoh pola Kampung Tangguh DX 456 itu, karena untuk masa pandemi saat ini disiplin dan gotong royong menjadi faktor utama didalam penanggulangannya baik itu dari sisi kesehatan maupun ekonomi,”pungkas Budi Cahyono. ( Ndri ).