<

Megawati Andalkan Prabowo

JAKARTA, IndonesiaPos – Keintiman Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dengan Presiden Joko Widodo, kasat mata tersaji.

Meski belum lahir pujian, namun kinerja Prabowo sebagai pemegang tongkat Menhan tidak diusik Presiden. Presiden bahkan memberikan tugas ketahanan pangan kepada Prabowo. Kebijakan besar yang saat ini dibuat Prabowo, tentu juga lahir dari restu sang Presiden.

Meski sudah satu tahun berlalu, publik masih bertanya, siapa sosok penghubung Prabowo dapat masuk gerbang kabinet. Di mana masuknya Prabowo tersebut, dinilai menjadi titik awal sosok Prabowo sebagai regenerasi penerus tongkat estafet RI 1 dari Jokowi, yang tidak dapat lagi maju. 

Pakar Politik dari Universitas Andalas (Unand) Aidinil Zetra menyampaikan, masuknya Prabowo yang notabenenya sebagai sang rival Jokowi dalam lingkaran pemerintah, bukan tanpa ada sosok penghubung. 

Aidinil meyakini, sosok yang merupakan elit politik senior Indonesia itu adalah Megawati Soekarno Putri.

“Pada prinsipnya, Prabowo dengan Mega itu cukup dekat, punya sejarah panjang, pernah berpasangan dalam Pilpres, kemudian Mega sendiri menghubungkan antara kubu Jokowi dan Prabowo, ada di situ Megawati berperan,” kata Aidinil, Selasa (11/8/2020).

Aidinil mengatakan, Megawati tentu melihat peluang Prabowo yang semakin ke depan semakin cukup besar untuk maju Pilpres. Hal itu juga dikuatkan dengan Prabowo merupakan orang yang cukup loyal dengan Megawati.

“Prabowo orang yuang cukup loyal dengan Megawati, dan melihat peluang cukup besar. Mega lebih yakin ke Prabowo, untuk bisa menjamin kekuasaan tetap hadir. Megawati mempunyai hitungan, ketika ada kekuatan Gerindra yang menguat dan PDIP cukup menguat, sementara PDIP setelah Jokowi tentu belum mempunyai persiapan kader yang bisa diusung. Kalau dia berfikir rasional, tentu Prabowo yang bisa diandalkan,” jelasnya. 

Aidinil membenarkan, bahwa setelah masuk kabinet, Prabowo juga melihatkan loyalitas yang cukup tinggi kepada pemerintah dan Jokowi.

“Tidak menunjukkan neko-neko, dan Jokowi pun dalam beberapa, kebijakan yang diambil Prabowo, Jokowi cukup mengayomi dan melindungi. Banyak isu-isu negatif terhadap Prabowo di awal-awal, kemudian dilindungi Jokowi,” sebutnya. 

Dengan begitu, kata Aidinil, tidak ada ciri-ciri bahwa ada upaya tersembungi atau agenda tersembunyi untuk menarik Prabowo ke dalam pemerintahan.

“Ada misalnya yang punya asumsi, ketika Prabowo masuk (kabinet, red), itu adalah upaya pembusukan terhadap figur Prabowo. Ternyata tidak terbukti, justru Jokowi mencoba untuk melindungi,” ujarnya. 

“Artinya penghubung itu, perekat itu Mega, karena Mega dengan Prabowo punya sejarah yang cukup panjang, bahkan lebih panjang sejarahnya dari pada dengan Jokowi,” pungkasnya. (rri*)

BERITA TERKINI