BONDOWOSO, IndonesiaPos.co.id
Pelayanan di Rumah Sakit RS dr. Koesnadi Kabupaten Bondowoso kembali dikeluhkan masyarakat. Pasalnya pasien yang bernama Agas Dwi Nursiam warga desa Gunung Anyar, kecamatan Tapen, diduga ditelantarkan selama 4 hari. Karena diduga tak segera ditangani secara serius, sehingga keluarga kecewa dengan pelayanan RS setempat.
Hal itu dikemukakan oleh Tarid Efendi, salah satu keluarga dari pasien bahwa Agas sapaannya masuk RS Koeanadi sejak, Senin (12/8/2019) sore. Ia mengalami kecelakaan tertimpa pohon asam bersama Fijai, pada saat mengmudi roda dua.
Diduga Agas mengalami patah tulang, kemudian dilarikan ke RS dr. Koesnadi Bondowoso. “Kami kecewa Agas tidak ditangani dengan serius sampai 4 hari menunggu untuk mendapatkan penanganan,”kata Tarid
Melihat kondisi Agas yang tergeletak diruangan itu membuat keluarga pasien panik. Terlebih tempat pelayanan kesehatan di RS dr. Koesnadi sangat minim.
Alhasil, pada Kamis, (15/8/2019) sore. Agas ternyata dipindahkan ke RS Soebandi Kabupaten Jember.
“Dari hasil pemeriksaan dokter tadi, dan hasil musyawarah dari beberapa dokter. Hingga menghasilkan keputusan harus dirujuk ke RS Soebandi Jember,” ujarnya.
Alasan dokter tersebut kata Tarid, pasien dirujuk ke RS Soebandi Jember, akan diambil cairannya pada lambung, karena RS Koesnadi Bondowoso tidak mampu.
“Jadi selama penanganan mulai dari kemarin gak jelas dan memprihatinkan, Makanya kok sampai saat ini, kenapa kok tidak dari Selasa atau Rabu, soalnya saat di kontrol kemarin, bilangnya kemungkinan masih operasinya diundur,” ketusnya.
Melihat kondisi seperti itu, seluruh keluarga terkejut karena selama 4 hari di RS Koesnadi tidak ada penanganan yang signifikan.
Sementara dari hasil foto rongsen dari RS Koesnadi, sambung Tarid, lebih terkejut lagi pihak RS Soebandi menyampaikan bahwa Agas kemungkinan ginjalnya yang pecah atau bengkak. Bukan pada lambungnya
“Akhirnya, keluarga terkejut lagi. Karena di Bondowoso kemarin hanya penyampaiannya hanya lambung. Jadi kejelasan pihak Bondowoso ini yang membuat keluarga shock,”terangnya.
Padahal dari awal pihak keluarga sudah bertanya, kalau memang tidak memungkinkan peralatannya agar dirujuk segera ke Jember. Namun, pihak RS Kusnadi tidak merespon.
“Gak pak gak operasinya Kamis, saya bertanya apa operasinya tidak bisa dimajukan. Jadi pihak keluarga bukan hanya kecewa lagi, karena ini persoalan nyawa anak,” pungkasnya.