BONDOWOSO, IndonesiaPos.co.id
Kasus pelayanan rumah sakit daerah (RSD) dr.H.Koesnadi, yang diduga tidak serius menangani pasien yang sakit, akhirnya didengar oleh DPRD Bondowoso.
Anggota Komisi IV DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad, menyesali tindakan pihak RSD Koesnadi. Sebab, menurut dia, tidak seharusnya pihak rumah sakit yang dibiayai APBD melakukan tindakan yang ceroboh dan membiarkan pasien tidak segera mengambil tindakan.
“Setiap kali raker bersama RSD, kami menekankan peningkatan kualitas khususnya di pelayanan, kendala terkait masalah diatas adalah kurangnya dokter spesialis di RSD kita, ke depan akan kita evaluasi kembali,”kata Politisi PDI Perjuangan ini.
Terkait alasan kekurangan dokters spesialis, pihaknya mengancam akan menghentikan program fisik ada di RSD, dan anggarannya akan dialokasikan ke pengadaan dokter spesialis jika hal itu menjadi pilihan yang terbaik untuk pelayanan kepada masyarakat.
“Ya, kalau perlu akan kita rekomendasikan untuk stop pembangunan fisik biar fokus dulu melengkapi dokter spesialis,” kata ketua Fraksi PDIP DPRD Bondowoso ini.
Selain itu, kualitas tampilan harus sesuai dengan kualitas pelayanan dan ketersediaan dokter spesialis.
“Masak sih bertahun tahun masih saja belum mampu membuat daya tarik kepada dokter dokter spesialis untuk masuk ke Bondowoso, kendalanya apa?,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pelayanan di Rumah Sakit RS dr. Koesnadi Kabupaten Bondowoso kembali dikeluhkan masyarakat. Pasalnya pasien yang bernama Agas Dwi Nursiam warga desa Gunung Anyar, kecamatan Tapen, diduga ditelantarkan selama 4 hari. Karena diduga tak segera ditangani secara serius, sehingga keluarga kecewa dengan pelayanan RS setempat.
Penegasan itu disampaikan oleh Tarid Efendi, salah satu keluarga dari pasien bahwa Agas sapaannya masuk RS Koeanadi sejak, Senin (12/8/2019) sore. Ia mengalami kecelakaan tertimpa pohon asam bersama Fijai, pada saat mengmudi roda dua.
Diduga Agas mengalami patah tulang, kemudian dilarikan ke RS dr. Koesnadi Bondowoso. “Kami kecewa Agas tidak ditangani dengan serius sampai 4 hari menunggu untuk mendapatkan penanganan,”kata Tarid
Melihat kondisi Agas yang tergeletak diruangan itu membuat keluarga pasien panik. Terlebih tempat pelayanan kesehatan di RS dr. Koesnadi sangat minim.
Alhasil, pada Kamis, (15/8/2019) sore. Agas ternyata dipindahkan ke RS Soebandi Kabupaten Jember.