BLITAR – IndonesiaPos
Alfin Andriani seorang pengrajin sulam “Jillbab Craft” warga jalan Karto Darmo RT 02 RW 02 desa Jimbe kecamatan Kademangan kabupaten Blitar menekuni sulam jilbab, dan masker sulam.
Ia menjalanka profesi sebagai penjahit sudah berjalan 3 tahun. Namun dia dibantu 3-6 orang anggota, ,meskipun mengalami banyak penurunan dengan adanya Covit 19.
Alvin Andriani mengatakan, selama ini berjalan dengan baik, namun dampaknya perubahan besar setelah adanya Corona awal bulan Maret, yang biasanya stok barang mengambil langsung dari pusat di Jakarta-Bandung, setiap 2 Minggu sekali perputaran 2 Minggu kirim, Setelah ada Corona ini datangnya barang ratusan, namun hanya 3 – 6 orang saja yang membuat.
“Jadinya, omzet sangat berubah atau menurun setelah adanya Corona ini. Kalau untuk pegawai, tidak ada pengurangan. Tetapi pemasukan pegawai semuanya berkurang,”katanya kepada Reporter IndonesiaPos.
Menurutnya, untuk usaha pertama yaitu sulam jilbab dan bantalan kursi, lumayan prospek, tapi setelah adanya Corona beralih fungsi ke masker. Karena, masker sendiri sangat berfungsi dan dibutuhkan oleh banyak orang atau masyarakat sekitar.
“Sekarang masker bukan hanya untuk kebutuhan medis saja melainkan juga kebutuhan fashion. Tergantung kita untuk mengolahnya,”ujarnya.
Alvin mengemukakan, sejak dulu usaha sulam jilbab ini perputarannya 2 Minggu sekali, setiap 2 Minggu sekali itu dapat 1000-2000 selesai. Dari harga yang paling kecil sampai besar yaitu 35.000 sampoai dengan 75.000, itu tergantung banyak-dikitnya sulaman.
“Secara teknik penjualannya kalau dulu langsung masuk ke grosir-grosir berhubung ada Corona kita juga jualan online atau ecer juga. Kalau masker pasti setiap hari, karena saya membuka jual secara online seperti Shopee, Tokopedia itu juga masuk. Jadi, setiap hari kita selalu mengirim. Dalam 1 Minggu paling tidak mencapai 100 masker sulam atau lebih, dengan harga 12.500 sampai dengan 27.500. Untuk pemasaran alhamdulillaah sampai saat ini lancar,”terangnya.
Saat Ini usahanya baru masuk mengikutinya program UMKM-nya Blitar. Kata dia, waktu itu ada program pemula ia dimasukkan, untuk izin usaha baru mengurus dan meritis. Namun, 2 bulan lalu mengikuti UMKM pemula, lalu untuk bulan kemarin ada event yang programnya bank Indonesia UMKM untuk kurasi.
“Alhamdulillah saya termasuk yang dipilih, dari 50 peserta hanya 2 peserta saja yang dipilih itu untuk yang pemula. Untuk yang lainnya sudah peserta yang lama . kemarin itu pesertanya mencapai 70 itu masih disaring lagi. Alhamdulillah saya bisa lolos, laku ikut pameran yang ada di Kediri kemudian pada tanggal 26-28 November 2020 ada pameran di mall BLITOS itu juga dari bank Indonesia yang mengadakan,”kata Alvin.
Avil berharap kepada pemerintah agar memberikan fasilitas terkait pemasaran hasil produk UMKM, sehingga nantinya dapat membantu meningkatkan ekonomi di kabupaten Blitar.
“Harapan kami untuk pemerintah agar membantu kami untuk memasarkan produk kami agar mengenalkan kepada masyarakat luas. Untuk sepengetahuan saya sulam sendiri pengalaman dari UMKM se-Blitar Raya yang memiliki usaha sulam hanya saya, Dalam artian para peserta kemarin ada pesaingnya atau ada pengusaha yang sama bidangnya sedangkan kalau sulam hanya saya saja,”jelasnya (adv/kmf/emi)