DEPOK IndonesiaPos.co.id
Untuk menyelaraskan peran masyarakat Depok yang sudah Lanjut Usia (Lansia), dalam membentuk Lansia yang berdaya guna, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok menggelar kegiatan Sinergi Depok Ramah Lansia di Aula Balaikota Depok, Senin (26/8/19).
Dari sejumlah anggota lembaga Lansia, mereka lebih banyak mempertanyakan mengenai fasilitas untuk pelayanan Lansia dan sarana para sarana Lansia di lingkungan mereka masing-masing, yang dinilai belum maksimal diberikan oleh Pemkot Depok. Sehingga menyulitkan mereka mewujudkan program Depok Ramah Lansia.
Kegiatan tersebut di buka oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris, dihadiri oleh sejumlah lembaga Lansia seperti, Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) dan PWRI serta lembaga Lansia lainnya di Kota Depok. Berlaku sebagai Nara sumber Nancy Olivia Rosa Kabid Sosial Pemerintahan Bappeda dan Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Nita Ita Hernita.
Nancy selaku Nara sumber Bappeda, memaparkan terkait Perwal Depok No 83 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Kota Ramah Lanjut Usia. Menurutnya tahun depan Kota Depok sudah menjadi ramah lansia.
Berdasarkan Pusat Studi Kajian Kelanjut Usiaan tahun 2018, Depok siap jadi kota ramah lansia, 2019 berpotensi besar jadi kota ramah lansia. “Dengan adanya Perwal Depok, semua yakin bisa, karena dunia industri-industri sudah diikutsertakan dalam program ini”, tandasnya.
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinkes Depok Nita Ita Hernita mengatajan, kegiatan tersebut lebih kepada penyelarasan kegiatan para Lansia, sehingga Lansia bisa eksis, berdaya guna dan berdaya saing. “Karena masing -masing pasti punya kelebihan”, tuturnya.
Nita menjelaskan, pada dasarnya kita hanya lebih ke arah pelayanan Pemkot terhadap para Lansia. ” Misalnya peran ASN saat melayani para Lansia, itu yang ingin kita selaraskan dengan kebutuhan mereka”, tukasnya
Ketua LLI Depok, Sumadi pada kesempatan itu menyayangkan lambatnya pembentukan Pokja Lansia, padahal Perwal Depok tentang Penyelenggaraan Kota Ramah Lansia sudah terbit sejak tahun 2018, namun hingga kini masih saja ada yang belum membentuk Pokja Ramah Lansia sebagai wadah berkegiatan para Lansia.
“Pokja Kecamatan Limo belum terbentuk. Kecamatan saja belum dibentuk, apa lagi Kelurahannya . Yang belum terbentuk yakni Kecamatan Limo, Kelurahan Panmas, Kelurahan Tapos, Kelurahan di Kecamatan Cimanggis juga belum. Jika belum dibentuk banyak hingga tingkat RW, gimana mau terwujud Kota Depok Ramah Lansia”, tekannya.
Darsa anggota LLI Kota Depok mengakui, Lansia sedang diperhatikan oleh Pemerintah Pusat hingga Kota Depok. Namun menurutnya Apakah Lansia ini siap bersinergi dengan Pemerintah, dengan mengisi wadah wadah Lansia yang sudah ada di Kecamatan dan Kelurahan.
Namun Dia pesimis Depok Ramah Lansia Dapat Terwujud tahun depan, pasalnya belum ada percepatan pemahaman isi Perwal, bagaimana melaksanakannya. “Untuk capai Depok ramah lansia mungkin butuh puluhan tahun”, ucapnya.
Selain itu, Ketua PWRI Depok, mengeluhkan tidak adanya tindakan tegas dari aparat pemerintah terhadap pedagang di trotoar jalan, pasalnya para Lansia merasa kesulitan dan harus turun ke jalan jika ada pedagang di trotoar. Dia juga meminta agar booth UMKM di sejumlah mini market milik Pemkot, dihibahkan kepada para Lansia, untuk pemberdayaan dengan berjualan kopi atau hasil keterampilan mereka.
” Ada booth UMKM di indomaret, di hibahkan saja kepada Lansia untuk berdagang, nanti kita pasang plang Depok Ramah Lansia, pada booth itu”, ujarnya (Rki)