JEMBER – IndonesiaPos
Tidak banyak yang tahu bahwa bupati Jember Hendy Siswanto telah serahkan SK kepada 3400 Guru Tidak Tetap ( GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) pada Maret 2021 lalu.
Langkah Hendy ini baru terungkap saat Ketua PGRI Kabupaten Jember Drs H Supriyono SH MM menyampaikan sambutannya dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, yang diperingati setiap tanggal 2 Mei .
” Saya mengapresiasi terhadap kebijakan Bupati Jember H Hendy Siswanto, yang telah mampu mengurai permasalahan dunia pendidikan yang selama ini terjadi di Kabupaten Jember,”terangnya melalui rekaman Vidionya.
Selain dirinya secara pribadi,PGRI Jember juga menyampaikan terima kasih kepada bapak bupati Jember, yang telah memberikan SK GTT dan PTT, kurang lebih 3400 SK, pada bulan maret tahun 2021, melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Jember.
Dampaknya lanjut Supriyono, kekurangan guru di kabupaten Jember yang selama ini menjadi masalah telah terpenuhi, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih stabil.
Guru penerima SK merasa bangga dan punya harapan, dapat mengikuti sertifikasi guru yang selama diimpikan, begitupula dengan kesejahteraan pendidik dan tenaga pendidik telah meningkat, jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
“Dengan keberanian kepemimpinan Jember baru, persoalan pendidikan tentang kekurangan guru di Jember telah terurai, semoga menjadi titik balik dalam menanggulangi carut marut pendidikan yang terjadi di masa lalu,” jabarnya.
Dirinya juga berharap, semoga kebijakan Pemerintah Kabupaten Jember dibidang pendidikan ini dapat memberikan layanan kepada para guru PNS, seperti kenaikan pangkat, pengurusan pensiun, pembayaran kenaikan tunjangan, dapat lebih cepat dan tepat.
“Mudah – mudahan pelayanan serba digital, segera terwujud, sekolah segera bangkit, untuk mengukur prestasi, untuk Jember wis wayahe, semoga sukses,” tuturnya.
Sebelumnya Supriyono mengurai sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantara, sebagai tonggak Hari Pendidikan Nasioanl, kurang lebih 100 tahun lalu. Beliau adalah pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di era kolonialisme.
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) adalah hari yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia setiap 2 Mei, untuk memperingati kelahiran dan menghormati jasa Ki Hadjar Dewantara.
“Beliau adalah tokoh dan juga pahlawan nasional, beliau mengatakan pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan, beliau menginginkan peserta didik harus menggunakan dasar tertib dan damai, tata tentrem dan keberlangsungan kehidupan batin, kecintaan kepada tanah air menjadi prioritas, Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang,” ungkapnya.
Sesuai dengan harapan besar Penggagas Pendidikan Ki Hajar Dewantara, pada dasarnya memerdekakan kepribadian, pendidikan harus tanpa tekanan dan paksaan, dengan kemerdekaan jiwa dan raga, maka kemerdekaan jiwa anak didik akan berkembang mengikuti kodratnya.
“Memerdekakan setiap jiwa, hanya melalui pendidikan, dengan pendidikan yang benar, kesadaran akan kemerdekaan tumbuh dan berkembang,” tuturnya.
Benar kiranya,Semboyan pendidikan nasional “Ing Ngarso Sung Tulodo,Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dimana seorang guru atau pendidik pada saat berada posisi di depan, maka guru harus menjadi teladan bagi murid-muridnya, menjadi contoh dan tauladan yang baik.
Ing Madya Mangun Karsa, artinya seorang guru atau pendidik, jika berada di tengah, diantara murid-murinya, guru harus dapat membangkitkan semangat dan gairah belajar murid-muridnya.
“Guru menjadi pendorong atau motivator, bagi peserta didik untuk meraih impiannya,” ujarnya.
Tut Wuri Handayani, artinya pada saat guru ada dibelakang, pendidik atau guru harus mendorong, dan menyakinkan, serta memberikan dukungan yang penuh atas pencapaian cita – cita bagi seluruh siswanya.
Kondisi guru hari ini, jika dilihat dari statusnya, ada guru pns, guru pns daerah, guru tetap yayasan, guru tidak tetap, baik ditingkat PAUD, SD, SMP, maupun SMK dan SMA. Dari kondisi sosial ekonomi,