<

Rayakan Muharram 1443 Hijriyah, Budaya Tajin Sorah Tetap Jadi Tradisi Di Sampang

SAMPANG,IndonesiaPos

Sajian bubur (Tajin. Red) Sorah yang merupakan makanan khas tradisi asyura masyarakat Sampang, Madura.

Tradisi asyura masyarakat Sampang, menyajikan makanan khas Tajin Sorah tersebut sebagai simbul dalam merayakan bulan Muharram di Tahun Baru Islam 1443 H, kini tetap bertahan kuliner khas di Indonesia, Kamis (12/08/2021).

Tradisi khas asyura di Sampang dinamai Ateran Tajin Sorah. Yang memiliki nilai estetika dan ungkapan rasa syukur atas nikmat dan Islam yang diberi oleh Allah SWT.

Tradisi merayakan Muharram bagi orang Madura, disebut Bulen Sorah. Kuliner Ateran Tajin Sorah, yang merupakan makanan daerah Tajin Sorah ini merupakan bubur yang dibuat ibu-ibu.

Selesai dibuat kuliner Tajin Sorah ini dihantarkan kepada tetangga sebagai bentuk ungkapan berbagi dan silaturahim antara satu sama lainnya, sehingga tercipta rasa saling peduli.

Hal tersebut dikatakan oleh Hj Nor Hasanah, warga Camplong menuturkan jika Ateran Tajin Sorah ini sudah menjadi Tradisi yang tidak bisa lepas masyarakat ketika masuk di bulan Muharrom atau Bulen Sorah.

“Tradisi ini sudah ada sejak saya kecil bahkan orang tua saya masih kecil dulu Tajin Sorah ini sudah ada,”kata Hajah Nor, sapaan akrabnya ucapnya.

Pada umumnya, ucap Ustad Ahmad, Tradisi Ateran Tajin Sorah yang di lakukan oleh masyarakat di Sampang sejak mulai tanggal 1 sampai tanggal 30 Muharram.

“Biasa sampek sebulan full orang-orang membuat Tajin Sorah dan dibagi-bagikan kepada orang lain baik tetangga maupun bukan tetangga,”ujarnya.

Namun, menurut Ustad Ahmad,menambahkan dalam tradisi ini bukanlah suatu kewajiban melainkan hanya sekedar ungkapan rasa syukur kepada segala kenikmatan yang diberi Allah SWT.

“Tradisi Ateran Tajin Sorah ini tidak wajib, hanya sebagai rasa syukur aja kepada Allah SWT,dengan cara saling berbagi makanan,”pungkasnya. (ifn/hen)

BERITA TERKINI

IndonesiaPos