<

GPII Minta Pemerintah Tidak Pilih Kasih Dalam Mendukung Komunitas Media

PAMEKASAN, IndonesiaPos

Advokad Cyber Law Dedy Haryadi Sahrul, dalam suatu kesempatan di diskusi lintas aktivis dan media di Pamekasan, memaparkan bahwa lebih banyak lagi yang harus melibatkan para Siber kolaborator di Indonesia.

Pada hakikatnya Literasi digital akan berhasil, jika semua Platform digital dibuat formulasi kolaborasinya satu sama lain. Jika hanya dilakukan sepotong-potong seperti program-program Literasi Digital yang sudah berjalan saat ini, maka semuanya tidak akan optimal. 

“Karena disetiap platform digital memiliki karakter dan segmen viewernya masing-masing,” jelas Founder Netizen Indonesia Community .

Selain itu,Dedy Haryadi menilai, selain program Literasi Digital, pendampingan secara berkelanjutan juga penting. Sebab, banyaknya program pemerintah dibidang Literasi Digital hanya bersifat kejar tayang. Bila program selesai, yang kemudian tak dilanjutkan dengan pendampingan, baik itu secara kolektif ataupun person to person. 

“Padahal sangat penting dalam membangun komunitas pegiat literasi digital,”ungkapnya pada awak media. 

Semakin banyak komunitas, semakin efektif dalam membangun kesadaran perilaku anti “mie instan” tersebut. Untuk itu sangat diperlukan untuk Kolaborasi Pemerintah-Komunitas sangat diharapkan bisa semakin massif. 

“Dengan ini pihak Pemerintah diharap kan untuk tidak pilih kasih dalam mendukung Komunitas. Dukunglah semua komunitas yang berdasarkan segmen literasinya masing-masing,” kata Kabid Infokom Gerakan Pemuda Islam Indonesia(GPII).

 Untuk itu tidak cukup hanya ada program 1000 Startup Digital dan Gerakan nasional Literasi Digital. Sehingga hematnya, sudah waktunya pemerintah juga membuat program nyata “ 1 Juta Komunitas Pegiat Literasi digital. 

“Pada hakekatnya melawan konten negative dan ala “mie instan” di social media memang harus dilakukan dari berbagai pihak secara bersama-sama,” tandas nya. (an/hn )

BERITA TERKINI