PAMEKASAN, IndonesiaPos
Gebyar Batik Pamekasan 2021 yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur di Ketapang Indah Hotel Kabupaten Banyuwangi, pada Sabtu (6/11/2021) sore.
Gebyar Batik Pamekasan yang dilaksanakan secara out door tersebut dihadiri oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, Sekretaris Daerah, Ir. Totok Hartono, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Achmad Sjaifuddin, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Taufikurrahman, serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pamekasan, Ir. Muhammad.
Hadir pula Kepala DPMPTSP Naker, Supriyanto, Ketua DPRD Pamekasan, Fathor Rohman, Direktur PDAM, Agoes Bachtiar, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dari beberapa kabupaten/kota, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan.
Selain itu, menghadirkan designer nasional, Embran Nawawi tersebut juga mengundang para pegiat seni, serta bupati dan wakil bupati dari sejumlah kabupaten di Jawa Timur.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam dalam sambutannya mengatakan, pihaknya mempromosikan batik tulis Pamekasan di luar daerah dengan tujuan mengangkat nilai tawar batik ke kancah tingkat Nasional atau bahkan Internasional.
Gebyar Batik Pamekasan dalam dua tahun terakhir digelar di wilayah Jawa. Tahun 2020 di Semarang dan tahun 2021 dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi dengan harapan bisa meningkatkan ekonomi perajin dan masyarakat Pamekasan secara umum.
“Pemkab Pamekasan memiliki program prioritas yang diantaranya di bidang ekonomi melalui strategi desa tematik. Seperti desa batik, desa UMKM, desa pertanian, desa wisata dan lain-lain. Sungguh kita harus berjuang mendorong semangat keterpaduan lingket diantara satu dengan yang lainnya,” ungkapnya,
Menurut Bupati Pamekasan menjelaskan kalau pihaknya menginginkan ekonomi masyarakat bangkit kembali setelah sekian lama lesu akibat covid-19. Keinginan kuat ini dari pemerintah daerah tersebut diharapkan selaras dengan keinginan masyarakat untuk bersama-sama mendorong ekonomi reborn.
“Tetapi kalau tidak terpadu, masih ada di tataran perdebatan terus, bangkitnya ya debat terus, ekonominya nggak bangkit lagi. Karena ekonomi itu butuh cara, inovasi, kreasi serta kecepatan di era revolusi industri 4.0,” jelasnya.
Dijelaskan, kabupaten yang cepat melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan memadukan potensi lokal wisdom dan teknologi dipastikan menjadi pemenang. Sebaliknya, daerah yang lambat merespon perkembangan zaman ini, pertumbuhan ekonominya akan lambat,ujar Bupati Pamekasan.
” Dengan ini Pamekasan sedang berikhtiar untuk memadukan konsep itu menjadi padu.
Diantaranya adalah memadukan potensi batik dengan produk yang bisa dipakai oleh semua orang. Seperti sepatu batik, sepatu batik ini bagian dari program pemerintah sepuluh ribu pengusaha baru (sapu tangan biru),” ungkapnya.
Bupati yang akrab di sapa Mas Tamam ini menambahkan, dirinya memakai sepatu batik dalam beberapa acara agar pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan meniru langkahnya sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
” Memakai sepatu tidak harus mahal-mahal, agar masyarakat tumbuh ekonominya. Seperti halnya dengan Sepatu batik ini saya pakai untuk ikut mempublikasikan bahwa Pamekasan sudah punya sepatu batik. Bismillahnya dua, pertama mengangkat local wisdom yang kita miliki. Kedua, mengangkat ekonomi rakyat di desa,” tandasnya.
Bupati Muda yang banyak prestasi berharap, komitmen Pemkab Pamekasan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sukses sesuai harapan dengan ikhtiar program yang telah dicanangkan secara masif.(an)