<

Pupuk Subsidi Langka, Distributor Salahkan PPL dan Dinas Pertanian

BONDOWOSO, IndonesiaPos – Hasil investigasi menunjukkan bahwa pupuk subsidi persediaannya cukup banyak di PT Petro Kimia Gresik Gudang Penyangga Pupuk di Tangsil Wonosari Bondowoso.

Saat IndonesiaPos berada di lokasi gudang pupuk, puluhan truk tronton menurunkan ratusan kuintal pupuk di gudang itu. Jum’at, (4/2/2022)

Anehnya para petani se Bondowoso terus mengeluhkan ketersediaan pupuk subsidi yang tidak ada di kios-kios. Kalaupun ada pupuk subsidi harga nya mahal hampir setara dengan pupuk non subsidi.

Salah satu distributor pupuk di Bondowoso yang namanya tidak mau disebutkan mengatakan, amburadulnya tata niaga pupuk di Bondowoso salah satunya ulah dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian.

BACA JUGA : 

“Terbukti ada orang yang sudah mati tercatat di RDKK atau rencana definitif kebutuhan kelompok itu terjadi di Pakem,”katanya.

Selain itu penyusunan RDKK oleh Dinas Pertanian Bondowoso yang belum selesai akibatnya terjadi amburadul. “Akibatnya banyak petani yang tidak dapat pupuk subsidi,’terangnya.

Selain itu, ia menyebutkan, banyaknya distributor pupuk yang berasal dari luar Bondowoso. “Di bondowoso ini banyak distributor yang berasal dari luar Bondowoso. Mereka berasal dari Jember, Situbondo, Surabaya, Probolinggo, Banyuwangi, “ungkapnya.

Akibatnya ada persaingan tidak sehat. Kini petani di Bondowoso sangat sulit mendapatkan pupuk subsidi dan itu berlangsung setiap tahun.

“Padahal pupuk subsidi tersedia cukup banyak digudang pupuk di Tangsil Wonosari Bondowoso,”jelasnya.

Sebelumnya, Komisi II DPRD Bondowoso mempertanyakan ada kelebihan pupuk bersubsidi sebanyak 6 ribu ton tahun 2021, sehingga dewan ini ingin memastikan adanya pupuk bersubsidi yang hilang di pasaran. Sebab, tercatat pupuk tahun 2021  bersubsidi di Bondowoso sebanyak 26 ribu ton.

“Dari alokasi 26 ribu ton itu, pupuk yang terserap Cuma 19 ribu ton lebih. Pertanyaan kami, kemana kelebihan pupuk itu,”tanya Andi Hermanto, Ketua Komisi II DPRD Bondowoso. Kamis, (2/2/2022)

Bahkan, Tahun 2021, pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Wonosari sebanyak 1141 ton. Namun, yang terserap kepada petani hanya 935 ton. Sehingga ada sisa sebanyak 206 ton.

“Jadi ada kelebihan sebanyak 206 ton. Lalu kemana kelebihan pupuk sebanyak ratusan ton itu?,”tanya Andi kepada salah distributor saat audensi.

Andi mencurigai adanya dugaan mafia pupuk yang bermain dengan distributor dan kios, sehingga Andi meminta kepada aparat penegak hukum (APH) untuk menyelidiki kasus pupuk tersebut.

“Jika nanti ditemukan ada penyimpangan, kami akan merekomendasikan untuk ditindak lanjuti ke aparat penegak hukum (APH),”tegasnya.

Inilah Tugas Dan Wewenang KP3 Dalam Pengawasan Pupuk Subsidi

Sementara itu, salah satu PPL Wonosari, yang enggan disebut namanya mengaku jika dirinya selama ini tidak mengetahui jumlah pupuk yang didistribusikan ke Wonosari. Sebab, dirinya memang tidak pernah diberitahu dan diajak koordinasi oleh kios maupun distributor.

“Betul, kami memang tidak tahu berapa jumlah pupuk yang didistribusikan. Kami hanya membuat RDKK milik petani, setelah itu kita serahkan ke Kios,”tegasnya.

“Dan ketika terjadi keributan kelangkaan pupuk, kami yang menjadi sasaran. Padahal, kami tidak tahu apa-apa ketika pupuk itu turun, yang tahu jumlah pupuk itu Distributor dan kios,”kata dia menambahkan. (eko)

BERITA TERKINI