PAMEKASAN,IndonesiaPos – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly menyerahkan instrumen aksesi Traktat Budapest kepada Direktur Jenderal Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (Dirjen WIPO) Daren Tang saat Pertemuan Bilateral yang berlangsung di Markas Besar WIPO, Rabu, (13/7/2022) kemarin.
Pertemuan Bilateral tersebut dengan mengaksesi Traktat Budapest, Indonesia menyatakan turut mengakui dan mengikatkan diri pada persetujuan ini.
Aksesi ini disetujui setelah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengesahkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2022 Tentang Pengesahan Traktat Budapest mengenai Pengakuan Internasional Penyimpanan Jasad Renik untuk Kepentingan Prosedur Paten pada 4 April 2022 lalu.
Hasil dari Pertemuan Bilateral di Jenewa tersebut ada Poin poin Substansi, seperti Menkumham menyerahkan Pengakuan Internasional Deposit Mikroorganisme untuk tujuan prosedur Paten dan yang berikutnya Instrumen aksesi di terima oleh Mr. Daren Tang (Direktur Jenderal WIPO).
Tak hanya itu, pertemuan Bilateral dengan Direktur Jenderal WIPO yang di sampaikan oleh Menkumham ini adalah “Dinamika Perkembangan Kl di Indonesia dengan rencana aksesi Nice Agreement dan Hague System nya adalah kerja sama WIPO dan Indonesia,”kata Laoly.
Selanjutnya, Isu Governance dan Negoisasi ini Kata Menkumham akan memberikan dukungan komitmen terkait Normatif dan Substantif di WIPO yang termasuk di dalamnya IGC GRTKF, Broadcasting Treaty, dan Design Law Treaty yang di mana Indonesia menekankan untuk menjadi tuan rumah Diplomatic Conference.
Sedangkan Poin Capacity Buiding Program ini meliputi dari
- Indonesia telah banyak menerima dukungan program capacity building
- Indonesia mengajukan permintaan untuk meningkatkan jumlah peserta program fellows dan
- Indonesia menyampaikan terima kasih kepada WIPO atas dukungan mengenai legal analitis RUU Paten.
- Dalam kerjasama WIPO dan Indonesia ini, Kata Menkumham bahwa para undangan menghadiri World Conference on Creative Economy (WCCE) pada bulan Oktober tahun 2022 dan kedua tindak lanjuti Nasional IP Strategy baik itu penyusunan dan implementasi dan yang ke tiga Proyek IP Academy di Indonesia bekerja sama dengan WIPO IP Academy.
Sementara poin dalam tanggapan dari WIPO sendiri adalah,
Capacity building program berupa program magang selama 2 tahun yang meliputi dari Bidang Teknis substantif, administratif dan entrepreneurship.
“Saat ini ada 12 peserta dalam program tersebut dan ini di mulai tahun 2022 dan Indonesia akan diikutsertakan dalam program ini yaitu Program ekspert muda,”terangnya.
Selain itu, dari Capacity Building WIPO saat ini lenih fokus pada program yang memberikan dampak yang nyata, contoh nya saja pada Program WIPO di Jordania di Kota Petra dengan melatih 25 entrepreneur terkait Brand, Desain dan bahkan membuka toko yang menjual produk Petra dengan label khusus, terang Yasonna H. Laoly
“Sementara itu, terkait IP Academy untuk saat ini telah ada 12 Negara yang telah memiliki IP Training Institute di 12 Negara dan masih ada 18 Negara berikutnya termasuk Indonesia,”jelasnya.
Dalam pertemuan ini, WIPO meminta komitmen Indonesia untuk segera menyelesaikan MoU dengan WIPO dan menyiapkan infrastruktur dan kebutuhan lainnya dan WIPO akan mendukung program IP Tourism di Indonesia, dimana proyek WIPO terkait IP Tourism sedang dilaksanakan di Costarica.
“Dari WIPO sendiri, akan ada satu orang fellow dari Indonesia khusus untuk PCT (Patent Cooperation Treaty) dan program ekspert untuk melatih generasi muda menjadi leader IP Global untuk membantu ekosistem inovasi di seluruh dunia dan untuk program ini terbuka bagi setiap orang dan diharapkan DJKI dapat mempromosikan program ini pada generasi muda,”pungkasnya. (hen)