BONDOWOSO, IndonesiaPos – Tragedi gerbong maut menyisakan pilu bagi masyarakat Kabupaten Bondowoso. Dalam peristiwa itu, puluhan pejuang Indonesia gugur di dalam gerbong.
Agresi militer oleh Belanda pada tahun 1947, memaksa warga Bondowoso melawan. Walaupun dengan peralatan seadanya. Namun, mereka tetap semangat mempertahankan NKRI.
Sementara Belanda mengendarai kendaraan truk-truk dan didampingi pesawat-pesawat tempur dari jalur udara. Sehingga dengan mudah mengusai beberapa wilayah di Bondowoso.
Para pejuang terlanjur menyebar ke wilayah-wilayah, termasuk ke pegunungan, sehingga terjadi perang gerilya.
Akibat aksi itu, Belanda kewalahan dan melakukan penangkapan kepada para pejuang, dengan tuduhan pengacau dan ekstrimis.Mereka ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
Meski begitu, para pejuang tetap melakukan perlawanan dengan cara gerilya, walaupun akhirnya ada 700 para pejuang itu tertangkap, dan penjara di pusat kota Bondowoso.
BACA JUGA :
Mensesneg Pratikno Dalam Waktu Dekat Segera Kirim Surpres Pergantian Panglima TNI ke…
KPU Pamekasan Sosialisasi Rencana Penambahan Dapil Untuk Pemilu 2024
Karena penuh, Belanda mengirim tahanan ke penjara Kalisosok Surabaya beberapa tahap.
Tragedi Gerbong Maut
Para tahanan saat dikirim diangkut dengan kereta api, tanpa diberikan makanan dan minuman. Karena Belanda tidak ambil risiko untuk membuka gerbong.
Ada 3 gerbong. Gerbong 1 namanya GR 5769 berisi 32 orang, GR 4416 berisi 30 orang, dan GR 10152 berisi 38 orang.
Nahasnya, para pejuang yang berada dalam gerbong mulai kehausan dan kelaparan, ditambah terik matahari yang menyengat.
Mereka menjerit minta agar pintu dibuka, karena tidak sirkulasi udara. karena kelapar dan kehausan. Bahkan, pejuang sempat menjilati sisa air hujan di lubang-lubang gerbong bahkan minum kencing temannya sendiri.
Sekitar pukul 20.00 WIB. Gerbong sampai di stasiun Wonokromo. Namun, saat gerbong dibuka, 48 pejuang gugur di dalam gerbong.
BACA JUGA :
Wujudkan Proses Pengadaan Barang Yang Cepat dan Praktis, Dinas PUPR Blitar Gunakan…
Polsek Tlanakan Ringkus Diduga Pengedar Sabu Dipinggir Jalan
Gerbong 1 selamat semua, di gerbong 2 meninggal 8 orang dan gerbong 3 yang berisi 38 orang seluruhnya meninggal dunia.
Jenazah para pejuang tersebut awalnya dimakamkan di Sidoarjo. Namun pada 10 November 1960 dipindah ke makam pahlawan Kota Kulon Bondowoso.
Begitulah drama kolosal yang ditampilkan di depan Stasiun Kereta Api Bondowoso, dalam rangka memperingati hari Pahlawan, yang diperankan oleh pelaku seni, dengan judul “Bendebesah Delem Caretah” Rabu, (23/11/2022).