<

Indonesia Belum Siap Dipimpin Perempuan, Pilihannya Ganjar Pranowo

JAKARTA, IndonesiaPos – Menanggapi hiruk pikuknya capres yang akan diusung oleh PDI Perjuangan, Huzaini Abdullah, (76), salah satu pengagum Soekarno, warga asal Jakarta ini mengaku agak resah dan kecewa. Sebab, para elit PDIP sering bermanuver yang hanya terkesan mencari perhatian publik. Hal itu menjadi tontontan yang tidak mendidik kepada kader partai ditingkat bawah.

“Ingat, calon pemilih Capres itu mayoritas orang desa, bukan orang DPP yang hanya segelintir orang. Orang desa tidak kenal dengan orang DPP, yang mereka kenal pengurus DPC, PAC dan Ranting,”kata Huzaini Abdullah, kepada IndonesiaPos. Kamis, (13/1/2023).

Oleh karenanya, ia meminta elit PDIP jangan terlalu jumawa untuk mengatur hak rakyat, karena yang akan dipilih adalah figur yang memiliki kemampuan memimpin seperti Presiden Joko Widodo.

“Untuk saat ini calon pemimpin perempuan di negara kita ini masih belum diterima publik, karena Indonesia masih tetap membutuhkan seorang pemimpin laki-laki, yang mampu menjawab tantangan di masa depan,”tegasnya.

Sebetulnya, tambah dia, Puan Maharani memang mampu menjadi pemimpin, tapi pemimpin di parlemen bukan ditingkat menengah kebawah. Sementara yang mampu memimpin Indonesia 10 tahun kedepan adalah Ganjar Pranowo yang sudah tidak bisa diragukan lagi elektabiltasnya.

“Kita tahu, gemuruh suara relawan dan pendukung Ganjar Pranowo sudah dimana-mana juga tak bisa dibendung. Sedangkan pendukung Puan Maharani hanya elit partai dari DPD dan DPP,”imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul meluruskan pernyataan ketumnya, Megawati Soekarnoputri mengenai tipikal pemimpin masa depan dan kepimimpinan perempuan.

Menurut Bambang Pacul, anggapan jika Megawati memilih kader perempuan sebagai calon presiden (capres) hanyalah persepsi pengamat politik.

“Saya tidak menyatakan itu, itu persepsi masing-masing. Monggo gitu loh, Pacul punya persepsi? Ya punya tapi saya ga ngomong. Persepsi kok ngomong,”kata Bambang Pacul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (11/1/2023).

BACA JUGA : 

Dalam pidatonya di puncak HUT ke-50 PDIP kemarin, Megawati banyak menyinggung kepemimpinan perempuan.

Selain itu, putri presiden pertama RI, Sukarno itu menyebut dirinya merupakan tipikal pemimpin masa depan. Mega menyebut dirinya cantik, pintar, karismatik dan seorang pejuang.

Menurut Pacul, jika diartikan pernyataan Megawati sebagai sinyal memilih capres perempuan, maka hal itu hanyalah persepsi belaka.

Menurutnya, Megawati hanya menyampaikan tipikal pemimpin masa depan, bukan sebuah sinyal.

“Nah, jadi itu saya tidak usah komentar persepsi kayak gitu bos. Itu wilayah yang ditangan kantongnya Bu Ketum (Megawati), mau ngeributin jangan,” ujarnya.

Sebelumnya, selain berbicara banyak mengenai tipikal pemimpin masa depan, Megawati mengatakan, sosok capres yang akan diusung di Pilpres 2024 merupakan urusannya sebagai Ketua Umum PDIP.

Dia meminta seluruh kader terus bekerja sesuai program untuk meraih kemenangan ketiga kalinya.

Menurut Megawati, dia tidak mungkin membawa PDIP ke kondisi berbahaya lantaran keliru memilih capres.

Megawati menambahkan, PDIP telah dua kali meraih kemenangan di pemilu. Oleh sebab itu, kemenangan di 2024 merupakan tanggungjawab seluruh kader partai berlambang banteng moncong putih itu. “Udah dua kali menang, masa ketiga kali tidak. Salah kalian!” Imbuhnya.

 

 

BERITA TERKINI