JAKARTA, IndonesiaPos
Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan mulai tahap pengujian (commissioning test) pada, Senin (15/4), yang dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bersama para kontraktor untuk melihat kesiapan seluruh sarana dan prasarana yang telah dibangun.
General Manager Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry menjelaskan test commissioning dilakukan berbagai tahapan. Untuk besok hari, pengujian belum menggunakan rangkaian kereta inspeksi atau electric multiple unit comprehensive inspection train (EMU-CIT).
“Memang belum ada perjalanan EMU karena di awal test commissioning baru dimulai persiapan berupa pengujian integrasi sistem sarana, prasarana, fixed asset seperti signalling, operation control center (OCC), depo dan stasiun,”ujarnya. Minggu, (14/5/2023)
Rahadian menyebut test commissioning dianggap menjadi tahapan penting dalam rencana pengoperasian KCJB pada Agustus mendatang.
Dalam proses ini akan dilakukan pengujian dan assessment sarana dan prasarana KCJB serta integrasi sistemnya, termasuk uji dinamis perjalanan EMU-CIT yang dilakukan di sepanjang trase KCJB.
BACA JUGA :
- Ratusan Pejabat Polri Belum Serahkan LHKPN ke KPK
- 58 Proyek PSN Dipastikan Rampung Hingga 2024, Salah Satunya IKN
- Kejagung Segera Tindak Oknum Jaksa Yang Lakukan Pemerasan
- Komjak Menilai, Ada Agenda Terselubung Lemahkan Kejagung Dalam Berantas Korupsi
Sejak April 2023, KCIC telah melakukan tahap awal berupa independent test terhadap sarana dan prasarana terlebih dahulu.
Hal ini memastikan bahwa semua subsistem berjalan dengan normal sesuai standar dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Uji dinamis akan dilakukan dengan menjalankan locomotive diesel (DMU) terlebih dahulu selama beberapa hari dengan kecepatan hingga 80 km/jam.
Selanjutnya akan dijalankan EMU KCJB sebagai bagian tahapan test commissioning dengan kecepatan yang dibatasi sampai nantinya mencapai kecepatan teknis yang diizinkan yaitu 385 km/jam.
“Meski belum akan segera dilalui oleh sarana kereta, masyarakat tetap diminta untuk tidak mendekat dan beraktivitas di sekitar jalur KCJB,” jelas Rahadian.
Hal tersebut, lanjutnya, dikarenakan listrik sudah akan mulai diaktifkan dimana kekuatan untuk Overhead Catenary System KCJB mencapai 27,5 kilovolt dan itu dianggap membahayakan.