BONDOWOSO, IndonesiaPos
Seorang lansia peserta PKH bernama Sumahmi warga Dusun Candu RT.11 Desa Kladi, Kecamatan Cermee Bondowoso harus dibopong kedalam Ambulance untuk mengambil bansos PKH di KCP BNI ’46 Bondowoso dengan jarak tempuh kurang lebih 40 KM.
Pendamping Linjamsos (PKH), Siti Fawaida saat sedang melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai wewenangnya, memfasilitasi agar KPM Lansia ini untuk melakukan transaksi bansos PKH.
“Sejak penyaluran tahap 1 dan tahap 2, Sumahmi ini tidak mendapatkan haknya, karena Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ATM yang dipegangnya HILANG,”kata perempuan yang akarab dipanggil Mbak Ida ini.
Kemudian, KPM regular atas kasus KKS ATM hilang ini kemudian dilaporkan ke Koordinator Kecamatan (Korcam) untuk mendapatkan solusi dan jalan keluarnya, agar KPM Lansia ini mendapatkan haknya.
Pendamping Linjamsos Desa Kladi ini saat menjalankan tugasnya sesuai SK, melakukan edukasi penggunaan dan pemanfaatan KKS dan buku tabungan kepada KPM PKH.
Selain itu, pihaknya memastikan KKS dan buku tabungan itu diterima, disimpan, sehingga dapat ditransaksikan langsung oleh KPM PKH. Pihaknya mengedukasi dan sosialisasi tentang pencairan secara tunai.
“Kami juga memfasilitasi KPM PKH untuk memperoleh bantuan program komplementer seperti Program BPNT, Program Indonesia Sehat, Program Indonesia Pintar, dan bantuan subsidi lainnya,”ungkapnya.
Dia mengaku, perjuangan pendamping Linjamsos ini untuk memastikan KPM mendapatkan haknya berupa menerima bansos PKH. Dengan memberikan pemahaman, memastikan butab dan KKS dipegang oleh KPM bersangkutan sendiri.
“Karena KKS itu tidak boleh dititipkan, harus dipegang dan atau disimpan orang lain yang bukan nama yang tertera di KKS,”ujarnya.
BACA JUGA :
- Momen Puasa Ramadhan, Satsamapta Polres Blitar Kota Bagikan Bansos Pada Warga
- Veteran dan Warakawuri Dapat Bantuan Sembako Dari Dandim Pamekasan
- Baksos DPC PDI Perjuangan Bondowoso Bagikan 3000 Paket Sembako
- Gubernur Khofifah Sidak Pasar Panarukan Situbondo, Imbau Masyarakat Tidak Panik
Terkait dengan persoalan nenek Sumahmi, mbk Ida melakukan Fasilitasi penanganan dan penyelesaian permasalahan di wilayah dampingan dengan melakukan assessment dan koordinasi dengan koordinator dan Dinas Sosial.
Hal itu dilakukan untuk mendapatkan petunjuk dalam melakukan mediasi dan fasilitasi dalam membantu KPM itu.
“Solusinya, yakni menghubungkan dengan system sumber yaitu TAPE MANIS dalam memberikan fasilitas Ambulance sebagai alat transportasi KPM ke BNI, hal ini merupakan solusi dari Kepala Dinas Sosial,”terangnya.
Mbak Ida menambahkan, pendamping juga melakukan penjemputan KPM stroke ini, untuk mengurus KKS yang hilang. Sebab, pihak Bank menginformasikan bahwa pengurusan KKS yang hilang, yang bersangkutan wajib melakukan sidik jari.
Bahkan, pendamping sebelumnya sudah berkoordinasi dengan BNI agar pihak Bank bisa melakukan visitasi ke rumah KPM. Karena, kondisinya KPM sedang sakit stroke dan lokasi yang sangat jauh dari Kantor Cabang Pembantu BNI 46.
“Namun, karena dibutuhkan sidik jari KPM dan jika visitasi tidak bisa dilakukan penanganan secara cepat seperti langsung mendapatkan kartu KKS yang hilang namun membutuhkan proses beberapa hari,”ungkapnya.
Tugas BNI sendiri, menurut Mbak Ida, memang melakukan pendistribusian dan sebagai petugas juru bayar penyaluran bansos PKH, setelah sampai di Bank dilakukan cross cek data kependudukan dan mengupdate data sesuai rekomendasi Dinas Sosial dan Adminduk yang sudah padan di Dukcapil.
“Akhirnya KPM lansia mendapatkan bansosnya senilai Rp. 3.200.000 dengan rincian bantuan PKH tahap 1 dan 2 senilai Rp.2.400.000 dan Bansos Sembako selama 4 bulan senilai Rp.800.000,”pungkasnya.