JAKARTA, IndonesiaPos
Pimpinan Media Qatar, Al Jazeera, James Bays, memaparkan tentang perjanjian yang dimediasi Qatar, yang telah disetujui pemerintah Israel dan Hamas.
Sebanyak 50 perempuan dan anak-anak Israel yang ditahan di Gaza akan dibebaskan sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara selama empat hingga lima hari, mulai Kamis (23/11/2023).
“Itu berarti 50 dari sekitar 237 tawanan, meskipun perlu diingat bahwa Hamas mengatakan puluhan tawanan telah tewas dalam serangan udara Israel,”katanya.
Imbalan untuk Hamas, kata dia, sekitar 150 perempuan dan anak-anak Palestina diperkirakan akan dibebaskan dari penjara Israel.
Seluruhnya akan dibebaskan setelah keluar daftar nama-nama mereka yang akan disepakati Hamas-Israel dalam waktu 24 jam.
Warga negara asing diyakini tidak termasuk dalam perjanjian itu, namun mereka masih bisa menjadi bagian dari perjanjian terpisah dan mungkin bisa dibebaskan selama periode gencatan senjata.
Sebanyak 10 tawanan diperkirakan akan dibebaskan setiap hari selama jeda pertempuran. Dilaporkan Israel bersedia memberikan satu hari jeda tambahan untuk setiap 10 tawanan yang dibebaskan Hamas.
Syarat yang disepakati lainnya berupa pembukaan akses untuk 300 truk bantuan, termasuk bahan bakar masuk ke Jalur Gaza.
Kemudian Israel juga setuju untuk tidak menerbangkan drone selama enam jam per hari. Hamas telah menyatakan keprihatinannya selama negosiasi bahwa drone tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan informasi intelijen lebih lanjut selama jeda pertempuran.
Selama jeda tersebut, Israel mengatakan akan menolak mengizinkan warga Palestina kembali ke rumah mereka di Gaza utara.