JAKARTA, IndonesiaPos
Buya Azwar Furgudyama, salah satu aktivis 1998 yang tergabung dalam Gerak 98 mengungkap keresahan terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, karena ada pihak yang berpotensi mengembalikan era reformasi ke Orde Baru (Orba).
“Sebagai aktivis 98, kami dihadapkan oleh panggilan kesejarahan saat masa transisi (reformasi), dan membangun masa depan, yang tentu saja kami semua tidak ingin kembali ke masa Soeharto silam,” kata Azwar saat diskusi dan bedah Buku Hitam Prabowo Subianto dan kegiatan Sorowajan Memanggil di Yogyakarta, Jumat (22/12/2023).
Azwar mengajak seluruh pihak membuka mata lebar-lebar terkait sejarah kelam itu. Menurutnya ada salah satu kandidat di Pemilu 2024 yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang melambangkan keganasan Orde Baru.
Oleh karena itu, ada potensi membahayakan demokrasi jika terpilih nanti,”tegasnya.
Senada, juga dinyatakan Aktivis 98 Widihasto, karena pemerintahan periode ini tidak mampu menuntaskan permasalahan HAM.
Bahkan, janji menyelesaikan kasus pelanggaran HAM tak kunjung direalisasikan. “Ini selalu menjadi beban sejarah bagi bangsa Indonesia,” kata dia.
Widihasto menyebut Jangan sampai demokrasi mengalami kemunduran karena pembiaran terkait pelanggaran HAM.
“Dampaknya, kekuasaan dapat begitu masif dan bertindak dengan mengabaikan suara masyarakat,”tegasnya.