BLITAR, IndonesiaPos
Kerajinan Gerabah, Dusun Plumbungrejo, Desa Precet, RT 01,RW 02 Kecamatan Kademangan kabupaten Blitar, yang berdiri sejak 20 tahun yang, nampaknya selalu ramai oleh pembeli. Usaha gerabah ini dikelola oleh Burhan, yang dibantu 15 karyawan.
“Kita menggeluti usaha kerajinan gerabah sejak tahun 1995 hingga sekarang, Alhamdulillah, meski ditengah pandemi covid-19, berbanding terbalik, bahkan omset produk dan pendapatan kita justru naik hingga 50%, tapi itu permintaan pot bunga, untuk kesibukan menanam bunga dirumah,”kata Burhan kepada repoter IndonesiaPos. Minggu, (15/11/2020).
Bahan baku untuk pembuatan gerabah ini berasal dari tanah liat, yang bisa dibuat guci, vas dan pot bunga, sedangkan ukurannya bermacam-macam, mulai ukuran kecil hingga ukuran tinggi 2 meter. “Itupun tergantung pesanan, mungki buat sovenier,”ujarnya.
Pengolahan kerajinan gerabah ini, kata Burhan, adalah tanah liat, kaolin dan pasir, dengan perbandingan campuran 2/3/1, (Dua kaolin, tiga tanah liat dan satu pasir) digiling selama tiga sampai empat kali, kemudian bisa langsung dibuat berbagai macam gerabah.
Untuk produksinya ada dua macam, ada cara manual, menggunakan meja putar, dan menggunakan alat cetak. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan sekitar satu minggu, itupun kalau cuaca bagus, tapi kalau musim hujan bisa memakan waktu yang agak lama. Setelah kering baru dibakar, kemudian diwarnai dan difinising sesuai permintaan stok yang ada, setelah itu gerabah siap dipasarkan.
“Sekali produksi mengahasilkan rata-rata perharinya sekitar 100 sampai dengan 200 item, itu yang sedang. Kalau kecil bisa sampai 500 biji. Sementara harga yang paling kecil antara 3 ribu hingga 5 ribu, dan yang besar bisa satu juta lebih,”ucap dia.
Lebih jauh Burhan mengemukakan, untuk pemasaran sendiri, masih mengandalkan pasar local di Jawa Timur. Tapi untuk diluar pulau Jawa, ada Bali dan Kalimantan.
“Pemasaran ada yang lewat online, ada juga yang lewat reseler dan ada pula yang langsung ke toko-toko,”ucap dia.
Burhan mengaku, kalau usaha mikro kecil menengah (UMKM) gerabah ini tidak lepas dari dukungan Disperindag kabupaten Blitar, yang selama ini melakukan pembinaan terhadap usahanya, sehingga dia sering diikutkan pameran hingga Surabaya, Bandung dan Pontianak.
Meski demikian, Burhan berharap kepada pemerintah Kabupaten Blitar agar infrastruktur jalan, dan lingkungan bisa ditata lebih bagus. Sebab, ia berencana kedepan desa Precet akan dijadikan desa wisata, sehingga membutuhkan dukungan infrastruktur jalan.
“Kita sangat membutuhkan jalan yang bagus, karena kedepan akan kita kembangkan menjadi tujuan wisata, dan kita akan membuat kampong wisata gerabah,”imbuhnya. (adv/kmf/emi)