JAKARTA, IndonesiaPos – Kerusakan yang disebabkan ledakan yang mengguncang ibukota Lebanon, Beirut berkisar antara 3 miliar dolar hingga 5 miliar dolar.
“Kerusakan akibat ledakan di daerah pelabuhan tampaknya telah meluas ke lebih setengah kota,” kata Gubernur Beirut Marwan Abboud, seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu (5/8/2020).
Abboud menjelaskan ledakan ini telah membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya. “Saya pikir ada antara 250 ribu hingga 300 ribu orang sekarang tanpa tempat tinggal,” kata Abboud.
Palang Merah Lebanon mencatat ledakan besar di pelabuhan Beirut yang menghancurkan seluruh kota telah menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang.
Sedangkan Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan mengatakan Lebanon telah mengirim daftar bantuan yang dikirim ke beberapa negara. “Negara-negara di seluruh dunia telah siap membantu Lebanon pulih dari ledakan,” terangnya.
- BACA JUGA : Beirut Ibu Kota Lebanon Diguncang Dua Ledakan Dahsyat, 73 Orang Tewas dan Ribuan Terluka
Selain menyebabkan kerugian dan korban jiwa dan luka-luka, kini dihadapkan kekhawatiran akan terjadinya krisis pasokan pangan.
Duta Besar RI di Beirut, Hajriyanto Y Thohari, mengatakan, 80 persen pasokan makanan di Lebanon merupakan impor dari sejumlah negara, dengan mayoritas 70 persen di antaranya masuk melalui pelabuhan yang meledak tersebut.
“Makanya banyak gudang di pelabuhan ini yang menampung bahan makanan. Jadi beberapa hari ke depan pasokan-pasokan bahan pokok tersebut (diperkirakan) akan sangat terganggu,” ungkap Hajriyanto Y Thohari Rabu (5/8/2020) malam.
Dijelaskannya, kekhawatiran tersebut disebabkan rusaknya sebagian besar infrastruktur pelabuhan. “Oleh karena rusaknya infrastruktur pelabuhan, seperti tempat parkir kapal-kapal yang memuat barang-barang juga tidak begitu siap dan hasilnya dalam beberapa hari ke depan akan ada persoalan makanan,” tambah Hajriyanto.
Menurut Hajriyanto, pihaknya tengah mempersiapkan sejumlah bantuan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di Beirut, mengantisipasi kelangkaan bahan makanan pasca ledakan. “Kita tinggal melanjutkan agenda dari KBRI sejak krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19, kita sudah beberapa kali gelombang memberikan bantuan kepada WNI,” terangnya.
Dikatakan juga, pasca ledakan di pelabuhan, WNI diimbau untuk tetap waspada terutama menghindari tempat-tempat keramaian. “Meningkatkan kewaspadaan, berhati-hati dan menjauhi tempat keramaian yang berpotensi terjadi ledakan,” ucap Hajriyanto.
Kota Beirut sendiri saat ini digambarkan tercium bau pekat khas amonium nitrat, yang disinyalir menjadi penyebab ledakan. “Gunakan masker karena ini ledakan kimia dan ada ledakan 2.750 ton (ammonium nitrat). Sekarang terasa aroma bahan kimia yang tidak enak,” ucapnya kepada WNI di Beirut.
Sementara itu, selain NNE, WNI yang terluka akibat ledakan di pelabuhan Beirut Selasa sore, terdapat pula seorang WNI lainnya yang terdampak ledakan. Meski selamat, namun rumah dari seorang WNI yang menikah dengan warga setempat itu dilaporkan rusak berat.
Sedangkan ledakan di Pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020) sekitar pukul 18.07 waktu setempat, menyebabkan 100 orang meninggal dunia dan lebih dari 4.000 orang luka-luka.