SUMENEP,IndonesiaPos
Forum Mahasiswa Kangayan (Formaka) menggelar aksi di depan Gedung DPRD Sumenep. Lantaran, penerangan listrik di Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep, Madura Jawa timur, Jauh dari harapan warga kepulauan setempat. Selasa, (16/03/2021)
Formaka mengatasnamakan Masyarakat kepulauan Kangayan melalui korlap Aksi Rahman menyatakan, Pemerintah kabupaten Sumenep, sengaja membiarkan warga kepulauan malarat.
“Salah satu bukti kongkritnya adalah penerangan listrik yang sampai detik ini, belum bisa di nikmati oleh warga masyarakat setempat,”teriak Rahman.
Kata dia, di kepulauan Kangayan, ada dua kecamatan dan tiga desa, yaitu Desa Batu putih, desa tembayangan dan desa Cangkareman. Sampai hari ini belum terkoneksi dengan sistem pemerintah di Kabupaten, karena tidak ada aliran listrik.
“Hanya tiang-tiangnya sudah di pancang,”tegas Rahman.
Rahman menjelaskan pihak PT PLN (Persero) UPT Kangayan dalam memberikan pelayanan bagi warga dirasa terlalu membebani masyarakat. Apalagi kondisi perekonomian masyarakat yang masih rendah.
“Sementara harga kilometer sekisar empat juta sampai enam juta, sehingga masyarakat Kangayan tidak mampu untuk membelinya,”terangnya.
Sebenarnya persoalan penerangan listrik itu sudah lama, dan hingga saat ini tak kunjung selesai.
Aksi Formaka di temui oleh salah satu anggota DPRD Sumenep untuk berdiskusi persoalan penerangan listrik di wilayah Kecamatan kangayan.
Namun, belum selesai dan tuntas diskusinya, tiba-tiba anggota dewan meniggalkan massa. Sepertinya wakil rakyat itu tidak serius untuk memperjuangkan kepentingan warga.
Karena merasa ditinggal tanpa penyelesaian, massa mulai panas dan menerobos pagar gedung DPRD Sumenep, untuk menemui anggota dewan.
Akibatnya kisruh tak bisa dihindari hingga kemudian mahasiswa sempat bentrok dengan aparat kepolisian, bahkan ada salah satu mahasiswa yang di kroyok oleh aparat keamanan dari polres Sumenep.
“Akibat bentrok itu, beberapa mahasiswa pingsang dan tidak sadar diri,”pungkasnya. (amn/hen)