BLITAR, IndonesiaPos – Adanya kelangkaan minyak goreng yang juga melanda wilayah kota Blitar, Pemerintah kota bergerak cepat melakukan operasi pasar dibeberapa titik diantaranya pasar tradisional, Kecamatan Kepanjen Kidul, Sukorejo dan kelurahan Karang tengah dengan harga 1 liter Rp 13.500 .
Wakil ketua komisi ll DPRD kota Blitar M. Hardita Maghdi saat ditemui IndonesiaPos mengatakan, terkait kelangkaan minyak, pihaknya sebagai wakil ketua komisi II DPRD Kota Blitar memang menyarankan agar melakukan operasi pasar.
“Kita berdialog, kita berkomunikasi dengan pedagang dari sektor manapun, kita juga mencari informasi kenapa minyak goreng ini semakin langka,”katanya.
Menurutnya, harga migor disetiap daerah harganya berbeda-beda, sementara yang akar penyebabnya dari CPO (Crude Palm Oil) bahwa pengusaha kelapa sawit itu memang lebih mementingkan kebutuhan ekspor, dan untuk dalam negeri sendiri untuk biosolar.
“Makanya kenapa harga di dalam Negeri ini naik,”kata politisi partai Golkar ini.
Dia mencontohkan, pada bulan Desember harga minyak mulai naik. Sehingga Menteri perdagangan melakukan operasi pasar.
“Kenapa diadakan operasi pasar? Karena mencari informasi juga harga di pasar berapa, harga minyak goreng per 1 Februari pemerintah pusat memutuskan harga 1 liter Rp 14.000, minyak goreng curah Rp 11.500,”katanya.
Saat ini harga minyak dipasaran masih sangat tinggi, dari pemerintah kota dan komisi II DPRD Kota Blitar tetap akan melakukan operasi pasar yang sifatnya mencari informasi dan akan melibatkan aparat, masyarakat, maupun pedagang atau pengusaha,”tegasnya.
Dito menambahkan, untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga minyak , Menteri Perekonomian dan Perdagangan sudah mengupayakan agar tidak ada lonjakan kenaikan harga. Tetapi para suplayer yang mendistribusikan migor masih tetap harga yang tinggi.
“Maka dari itu pemerintah pusat maupun daerah terus melakukan operasi pasar. Jadi, pada intinya menjelang tahun besar ini memang banyak atau ada beberapa oknum minyak tersebut ada penimbunan,”ungkap Dito. (Lina)