JEMBER, IndonesiaPos – Mekanisme penyaluran bantuan Pemkab Jember terkait penanganan Covid-19 terkesan misterius dan tidak tepat sasaran. Sebuah sekolah swasta di Kecamatan Kalisat, terkaget-kaget dengan datangnya bantuan wastafel dari Pemerintah Kabupaten Jember.
Bantuan pemberian dan pemasangan 29 unit wastafel untuk sekolah swasta SMP Al Hikmah, Jalan Gambiran Desa Plalangan Kecamatan Kalisat itu kemudian ditolak oleh Wakil Kepala Sekolah Ria Sukariadi, S.Sos yang juga dikenal sebagai politisi Golkar Kabupaten Jember.
“Kemaren saya ditelpon seseorang yang mengaku dari Pemkab Jember, bahwa sekolah mendapatkan bantuan Wastafel “ ujarnya

Menurutnya, pihak Sekolah ataupun Yayasan tidak pernah mengajukan proposal permohonan bantuan tersebut sebelumnya. Tiba-tiba saja pihak sekolah mendapat telpon dari seseorang yang mengaku dari Pemkab Jember.
“Memang beberapa waktu lalu ada seorang kepala sekolah mengirim berita di group WA, agar sekolah mengirim denah lokasi sekolah ke no WA seseorang, dan saya tidak mengirim denah sekolah, karena tidak jelas tujuannya,”jelas Ria kepada IndonesiaPos.
Jum’at 19 Juni 2020 sore, Ria menemui 3 orang dari Pemkab Jember yang datang ke lokasi sekolah , menurutnya, dua orang tersebut mengaku dari PU Ciptakarya dan satu orang lagi dari rekanan.
“Bapak bapak, bukannya kami tidak senang menerima bantuan, tetapi pihak sekolah khawatir kesulitan untuk membuat LPJ nya, mengingat kami tidak pernah membuat proposal usulan ke Dinas Pendidikan” ujarnya menirukan ucapannya sendiri kepada petugas yang datang di lokasi sore tadi.
Ria mengaku, selain merasa kesulitan membuat LPJ, lokasi sekolah tidak memungkinkan dipasang wastafel sebanyak itu. Dan kalau dipaksakan, maka akan menyalahi spek sekaligus mubadzir.
“Yayasan juga tidak berkenan dengan bantuan ini, karena tidak ada tempatnya, mau di letakkan dimana wastafel sebanyak itu, apalagi mau dipasang permanen, anak anak tidak bisa main badminton lagi nanti. Lahannya habis karena wastafel,”pungkasnya.
Dari sumber lain yang tidak bersedia disebutkan identitasnya juga menyampaikan hal yang mirip.
“Barusan saya diwaduli saudara saya, dia mendapat bantuan alat-alat cukur/potong rambut lengkap, padahal saudara tidak pernah mengajukan permohonan bantuan apapun kepada pemkab. Saudara saya itu jual kopi dan tenpe penyet, bukan tukang cukur,”ujarnya melalui telpon.
Sementara, saat dikonfirmasi tentang persoalan dan mekanisme bantuan tersebut, Sekertaris Daerah Ir.Mirfano mengaku tidak mengetahui.
“Tidak tahu saya mas” ujarnya singkat melalui telpon.(Kus)