<

Berburu Covid 19, Tiga Peneliti Muda Tewas

BONDOWOSO, IndonesiaPos

Cerita Aisyah, Santri SMA Unggulan Genggong

Cerita tentang 3 orang siswi yang sedang meneliti virus Corona di Wuhan, China cukup menarik hati saya. Seorang santriwati SMA Unggulan Genggong Probolinggo, Aisah warga Desa Bataan,Kecamatan Tenggarang, Bondowoso yang tak lain adalah sahabat dekat para peneliti Covid 19 di Wuhan itu menuturkan betapa virus ini begitu cepat menjangkiti tubuh manusia.  Bahkan ketika virus ini menempel pada tubuh manusia, maka ia segera beranak pinak. Satu virus bisa melahirkan ribuan virus dan langsung menyerang bagian pernafasan dan jantung manusia. 

Namun begitu, virus ini sebenarnya bisa dilawan oleh imun yang dimiliki oleh manusia dengan catatan daya tahan tubuh manusia itu dalam kondisi sehat, sehingga selama masa inkubasi, virus ini akan berhasil dihancurkan oleh imunitas manusia dan ia akan sehat kembali tanpa harus ada obat yang dimasukkan ke dalam tubuh.

Akan tetapi,  apabila imunitas manusia itu tidak sehat apalagi memiliki penyakit lain, maka virus ini akan sulit disembuhkan, bahkan tak jarang, kematian adalah akhir dari segalanya.

Menurut Aisah, 4 orang sahabatnya yang ada di Wuhan itu meneliti virus Corona. ” Mereka itu meneliti virusnya,bukan meneliti orang yang terjangkit virus itu. Mereka ada yang meneliti di ruang IGD, di kamar mandi pasien Covid 19 dan juga ada yang meneliti di tempat lain dimana virus itu menempel.

Empat orang sahabatnya itu dalam melakukan penelitian dilengkapi oleh alat pelindung. Namun tetap saja tiga diantara mereka terjangkit virus. “Mereka meninggal karena imunitas mereka tidak kuat bahkan memiliki penyakit bawaan. Sehingga virus ini sulit disembuhkan,  selain itu mereka juga mengalami stres karena mereka mungkin terisolasi. Hal ini yang membuat virus itu semakin ganas menyerang tubuh mereka hingga akhirnya mereka meninggal,” ujar puteri Andi Wijaya, anggota DPRD Bondowoso.

Aisyah juga menceritakan bahwa 80 persen manusia yang terjangkit virus corona bisa disembuhkan karena pada dasarnya, virus tersebut tidak cukup kuat melawan imunitas yang kuat di dalam tubuh manusia. 

“Virus ini dari hasil penelitian sahabat saya itu kebanyakan ada di kamar mandi pasien. Virus ini tidak memiliki organ tubuh. Jika ia menempel di tempat basa, ia bisa tahan dalam beberapa hari dan virus ini mudah menyerang manusia dan ia tahu bahwa manusia adalah tempat favorit apalagi cuacanya lembab. Virus ini butuh unang untuk bisa berkembang biak. Ketika virus ini menempel dalam tubuh, maka ia cepat berkembang biak. Satu virus akan beranak pinak menjadi ribuan virus,”jelasnya. (lis)

Kini, Asiah santriwati pondok pesantren Genggong,Probolinggo yang fasih berbahasa inggris ini tinggal di rumahnya, namun demikian, alam pikiran terus menjangkau alam luar.

“Santri itu boleh terkurung di pondok maupun di rumah, namun itu gak berarti pikiran dan jiwa kita terkurung. Kita akan tunjukkan pada dunia bahwa santri itu juga bisa dan mampu bersanding dan bertanding dengan mereka yang hidup di alam bebas,” ujarnya.

BERITA TERKINI