PAMEKASAN,IndonesiaPos
Dugaan kasus penyelewengan yang dilakukan oleh oknum Perbankan di Kabupaten Pamekasan semakin marak. Sebelumnya terjadi Bank Jatim, miliaran dana nasabah lenyap, kini menyusul BRI Cabang Pamekasan yang terlibat penyaluran BNPT.
Kasus dugaan pengemplangan dana oleh oknum BRI Cabang Pamekasan yang membawa kabur dana puluhan nasabah dengan modus program bagi hasil yang mengatas namakan perbankan.
Puluhan nasabah yang menjadi korban tipu daya oknum BRI Pamekasan itu. Selasa, (29/9/2020) ngeluruk Kantor Cabang BUMN. Mereka menuntut kejelasan dari pihak manajemen perbankan tersebut.
Rizal, salah satu korban, mengaku jika selama ini pelaku selalu mengatasnamakan BRI saat menawarkan program. Sehingga dana terhimpun dari 23 korban sebesar 8,27 milyar.
“Karena tergiur penghasilan yang besar, para nasabah percaya, apalagi yang ditawarakan dana bagi hasil. Bahkan, pelaku inisial A ini cukup mudah untuk memperoleh dana segar dari tipu dayanya,”ungkapnya usai hearing dengan pihak BRI Pamekasan.
Dijelaskan juga, pihaknya sebagai korban lebih mengutamakan dialogis kepada pihak perbankan. Sebab, hingga sekarang belum ada tindakan konkret dari manajemen BRI dalam menyikapi kerugian nasabah ini.
“Minggu lalu, saya sempat didatangi oleh Tim auditor BRI dan diminta untuk membuat pernyataan. Tapi, sampai sekarang belum ada kejelasan penyelesaian lainnya,”tukas pria yang menjadi korban oknum BRi.
Ditempat yang sama, Samawi warga Lessong Laok, Batumarmar, mengaku hanya dijanjikan dengan laba bagus tiap jatuh tempo. Janji pelaku, kata dia, bagi yang mengikuti program BRI Pamekasan itu, dipastikan bisa ikut lelang asset BRI berupa rumah dan barang mewah lain.
“Saya hitung kerugian saya sebanyak Rp 800 juta,. Sedangkan menantu dan anak saya sebesar Rp 1,1 miliar. Termasuk keluarga dekat saya yang menjadi korban dengan nilai kisaran Rp 200 jutaan,”tandasnya.
Sawawi merasa curiga dan mencari tahu soal pelaku ini. Dan bertemu dengan puluhan orang yang memiliki senasib dengannya kemudian sepaka bergerak bersama menuntut haknya.
“Tipu dayanya, Keuntungan investasi itu besar. Tanam modal 50 juta dijanjikan mendapat laba hingga 13 juta. Artinya, uang akan kembali 63 juta. Namun, nyatanya tidak ada hingga sekarang,”paparnya bersama korban lainnya.
Saat didatangi di Kantor BRI, pihak Pimpinan Cabang BRI Pamekasan saat hendak ditemui di kantornya, enggan berkomentar terkait persoalan tersebut. Bahkan ketika wartawan menunggu hingga usai pertemuan, juga tidak berkenan menjawab pertanyaan media.
“Pimpinan masih rapat sekarang. Kemungkinan sedang membahas perihal ini. Lama mungkin,” ucap Arofik, Satpam BRI Cabang Pamekasan di pintu pagar BRI. ( an/hen ).