<

Bos Panglima Ekspres Anggap Koordinator Jamaah Umroh Konyol

SURABAYA-IndonesiaPos

Bos Trevel haji dan umroh PT Panglima Ekspres, Muhibin Billah menilai bahwa 42 jamaah umroh yang tak bisa pulang ke Indonesia bukan karena ditelantarkan oleh pihak trevel Panglima Ekspres melainkan akibat kekonyolan koordinator jamaah umroh yang tidak mau mendengarkan saran dari pihak trevel dan maskapai penerbangan.

Menurut Muhibin, 42 jamaah tersebut merupakan jamaah Panglima Ekspres yang berangkat pada 25 Pebruari 2020 lalu hingga 14 Maret 2020. Namun Pemerintah Arab Saudi membatasi seluruh jamaah umroh yang masih ada di tanah suci untuk meninggalkan  Arab Saudi paling lambat 7 Maret 2020 akibat virus corona.

Atas peristiwa itu, pihak maskapai dan trevel menyarankan pada jamaah yang masih ada di tanah suci untuk segera pulang termasuk 42 jamaah yang saat itu dikoordinir oleh Nur Aini.

“Karena 42 jamaah umroh itu masa pulangnya masih tanggal 14 Maret 2020 maka kami sarankan agar mereka pulang lebih awal akibat adanya pengumuman dari pemerintah Arab Saudi. Sebagai konsekuensi atas pemulangan lebih awal itu, maka kami akan mengembalikan biaya sisa hari, biaya hotel. Kami sampaikan dan kami sarankan namun Nur Aini tidak berkenan karena merasa kontraknya masih tinggal 7 hari,” ujar Muhibin.

Muhibbin menuturkan bahwa pada tanggal 29 Februari 2020 maskapai Air Asia berkirim email menawarkan dua pilihan. Yakni kepulangan dimajukan menjadi 7 Maret atau refund biaya tiket untuk penerbangan Jeddah-Kuala Lumpur.

“Kita sudah mengkomunikasikan pemberitahuan dari Air Asia tersebut kepada rombongan jamaah. Namun tidak ada keputusan dari jemaah. Mereka bersikukuh untuk tetap berumroh sesuai kontrak yakni 20 hari. Karena saya tidak ingin tiket jemaah hangus akhirnya saya putuskan memilih opsi memajukan jadwal kepulangan pada 7 Maret,” ujar pria kelahiran 1981 ini.

Selanjutnya, kata Muhibin, tiket kepulangan untuk penerbangan 7 Maretdikirim ke jemaah pada 1 Maret 2020, tetapi pihak jamaah tetap tidak berkenan untuk pulang sehingga tiket mereka hangus.

“Saat itu kita sudah kirim tiket mereka, termasuk juga sudah kita transfer sisa hari dan biaya hotel. Jadi tidak benar kalau kita dianggap menelantarkan mereka. Mereka lah utamanya koordinator yang tidak mau mendengarkan saran kita.  Kita sudah selesaikan tugas kita. Maka saat Ini kita sudah tidak punya tanggujawab karena semua sudah terselesaikan. Ini kan kekonyolan kordinator yang ingin berlagak pahlawan di depan jamaah namun justru mengorbankan jamaah,” katanya.

Sebelumnya, koordinator jamaah umroh Nur Aini mengaku bahwa jamaahnya ditelantarkan oleh trevel karena tidak ada tiket pada saat mereka hendak pulang pada 14 maret 2020 kemarin.  Akhirnya dia melaporkan masalah tersebut ke  KBRI di Riyadh.(lis)

BERITA TERKINI