PAMEKASAN,IndonesiaPos
Sebanyak 77 Desa di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2021 diprediksikan akan mengalami kekeringan di musim kemarau. Dengan rinciannya sebanyak 46 Desa mengalami kekeringan langka dan 31 Desa mengalami kekeringan kritis.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan Amin Jabir, saat di temui di ruang kerjanya oleh awak media, Senin (31/05/2021).
“Secara prediksi ada sekitar 77 Desa yang mengalami kekeringan dari 189 Desa yang ada di Kabupaten Pamekasan,”kata Amin Jabir.
Dimungkinkan data tahun 2021 tidak jauh berbeda dengan tahun 2020, sebanyak 77 desa yang mengalami kekeringan. “Hal itu tergantung dari prakiraan BMKG,”ujarnya.
Menurut Amin Jabir, apabila perkiraan BMKG menunjukkan kemarau mundur maka potensi lebih banyak desa yang akan mengalami kekeringan. Namun, apabila terjadi kemarau basah maka, sebaliknya, sedikit desa yang akan mengalami kekeringan.
“Sementara di Tahun 2020 Pemkab Pamekasan telah menganggarkan dana sebesar 1,2 milyar untuk pendistribusian air, sekitar 5000 tanki ke titik Desa yang mengalami kekeringan,”jelasnya.
Untuk tahun 2021 ini, kata Amin, Pemkab Pamekasan menganggarkan dua kali lipat dana dari tahun 2020. “Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kekeringan maka pihak Pemkab Pamekasan menganggarkan dua kali lipat di tahun 2021,”jelasnya.
Mantan Kadis DLH ini menguraikan, wilayah kering kritis sering terjadi di wilayah Kecamatan Batu Marmar dan Kecamatan Tlanakan. “Secara riil kita menghitung kekeringan menurut Dusun, karena ada dusun yang berbatasan dengan desa dan Kecamatan yang kering kritis, sehingga akan berdampak pula terhadap dusun yang berdekatan tersebut,”ujarnya.
Meski demikian, langkah yang harus di ambil agar mengurangi angka kering langka dan kering kritis selain dengan pendistribusian air, maka dilakukan kordinasi dengan pihak pihak terkait seperti DLH melakukan konservasi.
“Kita harus berusaha meningkatkan sumber mata air atau mempertahankan sumber mata air dengan melakukan penanaman di sekitar lingkungan sumber (Konservasi),” tegasnya.
Melalui Dinas Cipta Karya melakukan pengeboran sumur air dangkal dan sumur air dalam. “Ini semua untuk mengantisipasi kebutuhan air masyarakat,” tuturnya.
Ia berharap, mudah mudahan ikhtiar dan di bentuknya tim kedaruratan dengan melakukan pendataan dan deteksi terhadap wilayah yang mengalami kering langka dan kering kritis. Sehingga BPBD bersinergi dengan pemerintah Provinsi maupun Pusat agar bisa ikut serta dalam penanggulangan kekeringan yang di alami oleh masyarakat Pamekasan.
“Peran pemerintah Provinsi dan pusat kami sangat harapkan dengan, memanfaatkan sumber mata air yang ada di sungai dengan cara membuat penampungan dan di alirkan ke wilayah yang mengalami kering langka dan kritis,” ujarnya.
“Setidaknya melalui PU Cipta karya bisa membuat pipanisasi dari daerah mata air ke wilayah yang kering kritis dan langka,”pungkasnya. (an/hen).