<

Bulan Puasa Libur Siswa Terancam Batal. Begini Penjelasan Politisi Golkar

JAKARTA – IndonesiaPos

Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian meminta, wacana libur sekolah satu bulan selama Ramadan agar dikaji secara mendalam. Ia menilai, libur selama Ramadan harus mempertimbangkan sekolah dan siswa-siswi di luar Kementerian Agama yang berbeda sistemnya.

“Siswa non Muslim mungkin tidak merasakan manfaat langsung, sehingga perlu dikaji dipertimbangkan dampaknya terhadap mereka. Agar inklusifitas dan kesetaraan dalam sistem pendidikan tetap terjaga,” kata legislator dari Fraksi Golkar ini, Rabu (1/1/2025).

“Bagi siswa non-Muslim, libur penuh selama Ramadan bisa menjadi waktu kosong yang tidak produktif. Terutama jika mereka tidak memiliki kegiatan alternatif yang dirancang khusus.”

Hetifah menilai, libur sebulan selama Ramadan akan berpengaruh ke kalender sistem pendidikan nasional. Karena itu,Ia khawatir jika tidak ada solusi hilangnya waktu belajar ini, tanpa waktu pengganti, maka siswa-siswi sulit mengejar ketertinggalan.

“Di sisi lain, libur panjang dapat mengganggu kalender pendidikan, terutama dalam menyelesaikan kurikulum yang telah ditetapkan. Jika tidak ada solusi yang tepat, seperti perpanjangan jam pelajaran atau tahun ajaran, siswa mungkin kesulitan mengejar ketertinggalan,” katanya.

Hetifah menambahkan, rencana ini perlu dirancang secara inklusif, potensi dampak positif dan negatif perlu dipertimbangkan. Dampak positifnya, siswa-siswi Muslim akan mendapat ruang untuk fokus beribadah selama bulan Ramadan.

“Mereka bisa memanfaatkan waktu belajar agama lebih mendalam, mengikuti kegiatan sosial keagamaan di komunitas, atau mempererat hubungan keluarga. Pada dasarnya, mempertimbangkan kebutuhan seluruh siswa, dan memastikan bahwa tidak ada kelompok yang merasa diabaikan atau dirugikan,” ujarnya.

Haeriah Yuliati Larang ASN Pemkab Bondowoso Bolos di Hari Pertama Kerja

BERITA TERKINI