<

Bung Karno Sosok Yang Dicintai Rakyat Indonesia dan Disegani Para Pemimpin Dunia

BONDOWOSO, IndonesiaPos

Memperingati hari lahir Putra Sang Fajar alias Sukarno, adalah momen dimana, pada bulan Juni ini, menjadi bulan Bung Karno.

Nama Soekarno sebagai Bapak Pendiri Bangsa sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia tentu tidak asing bagi bangsa Indonesia. Selain sosoknya yang karismatik dan tegas membuatnya tidak cuma dicintai oleh rakyatnya, tapi juga disegani oleh para pemimpin dunia.

Ada lagi, tokoh proklamator ini juga terkenal sebagai sosok yang cerdas. Ia menguasai setidaknya 10 bahasa, yakni Belanda, Inggris, Jerman, Arab, Prancis, Jepang, Jawa, Sunda, Bali, Melayu. Ia juga terkenal doyan banget baca buku.

Bambang Suwito, anggota DPRD Bondowoso, salah satu pengagum Sukarno, mengungkapkan, semua pemikiran Sukarno dituangkan dalam berbagai buku penting yang wajib baca, beberapa di antaranya Indonesia Menggugat, Di bawah Bendera Revolusi, hingga Sarinah. 

Soekarno sendiri lahir dengan nama Kusno. Namun karena ia sering sakit, sang ayah percaya bahwa namanya tidak cocok, sehingga orangtuanya memutuskan untuk mengganti namanya.

Sang ayah yang merupakan penggemar Mahabharata kemudian memberikan nama Karna yang merupakan pahlawan terbesar dari cerita Mahabharata. Karna dikenal sebagai sosok yang kuat, besar, dan tersohor karena keberaniannya. Ia juga pejuang bagi negaranya.

“Jadi Soekarno berarti pahlawan yang baik. Karena itulah maka Soekarno menjadi namaku yang sebenarnya dan satu-satunya,”kata Bambang Suwito, menirukan ucapan Bung Karno dalam sebuah bukunya.

Soekarno lahir pada tanggal enam, bulan enam membuatnya memiliki zodiak Gemini yang dilambangkan dengan sosok cewek kembar. Ini pula yang menurutnya, menggambarkan dua sifatnya yang berlawanan.

“Aku bisa lunak dan aku bisa cerewet. Aku bisa keras laksana baja dan aku bisa lembut berirama. Pembawaanku adalah paduan dari pada pikiran sehat dan getaran perasaan. Aku seorang yang suka memaafkan, akan tetapi aku pun seorang yang keras kepala,”demikian kata Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adam.

Soekarno dilahirkan dan dibesarkan dalam kemiskinan. Ia tidak punya sepatu, tidak mandi dari air keran, bahkan tidak mengenal sendok garpu. 

Menurut penuturannya, gaji sang ayah juga sangat kecil pada saat itu. Belum lagi, uang tersebut harus berkurang untuk membayar sewa rumah.

Ketika berusia enam tahun, ia pindah ke Mojokerto. Di sana Soekarno kecil tinggal di daerah miskin. Bahkan saking miskinnya, mereka hampir tidak pernah merayakan Lebaran.

“Di hari Lebaran lebih setengah abad yang lalu, aku berbaring seorang diri dalam kamar tidurku yang kecil yang hanya cukup untuk satu tempat tidur. Dengan hati yang gundah, aku mengintip keluar arah ke langit melalui buah lubang udara yang kecil-kecil pada dinding bambu,”kata dia dalam buku itu.

Tapi nyatanya lubang udara itu, besarnya sebesar batu bata. Dia kala itu, dia merasa sangat malang. Hatinya serasa akan pecah karena di sekelilingnya justru terdengar bunyi petasan berletusan dan sorak-sorai kawan-kawannya karena kegirangan.

“Betapa hancurlah rasa hatiku yang kecil itu memikirkan, mengapa semua kawan-kawanku dengan jalan bagaimana pun dapat membeli petasan yang harganya satu sen itu dan aku tidak,” ujarnya.

BERITA TERKINI