BANYUWANGI, IndonesiaPos
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kembali mengumpulkan para kepala sekolah se kabupaten untuk menyamakan persepsi tentang konsep pendidikan yang terbaik bagi siswa. Salah satu yang ditekankan Bupati Anas adalah adanya koneksi batin antara kepala sekolah, guru dan siswa. Sehingga sekolah bukan hanya mengejar pretasi akademis tapi memberi pengasuhan dan membimbing untuk membangun karakter positif murid.
Acara itu dihadiri 164 Kepsek SD, Kepsek SMP 110 orang, Kepsek SMA negeri dan swasta sebanyak 48 orang, Kepsek SMKN/swasta sebanyak 74 orang dan Kepsek PKLK Pendidikan Khusus sebanyak 42 orang.
“Sudah banyak kita saksikan betapa anak yang prestasi akademisnya baik namun tidak dibarengi dengan karakter positif yang kuat , tidak bisa bertahan menghadapi perjuangan kehidupan. Sekalipun mampu menonjol secara ekonomi namun di sisi kehidupan lainnya justru terpuruk,” kata Bupati Anas saat memberikan pengarahan kepada kepala sekolah SD & SMP se kabupaten di Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari.
Bupati Anas mengatakan, Menteri Pendidikan Indonesia Nadiem Makarim telah menyampaikan tentang kunci pendidikan efektif yang bisa meningkatkan prestasi sekaligus membangun karakter positif anak. Yaitu adanya koneksi batin antara guru dan murid.
“Koneksi batin ini berarti dalam mendidik murid, guru tidak sekedar memberikan materi pelajaran akademis namun ada fungsi pengasuhan dan membimbing murid,” katanya.
Anas melanjutkan mendidik dengan mengasuh dan membimbing berarti guru melakukan fungsi yang tidak hanya sekedar mengacu pada satuan pelajaran. Namun memberikan perhatian yang lebih. Seperti melihat potensi siswa hingga mengarahkannya, melihat latar belakang keluarga siswa apabila menemui kendala dalam sekolahnya hingga berupaya mencarikan solusi terbaik.
“Jadi itu semua itu adalah tugas kepala sekolah bersama guru. Kepala sekolah khususnya harus memberi waktu lebih untuk memperhatikan semua yang ada di sekolah., dan guru-guru diminta untuk tidak lagi hanya memberi tugas siswa lalu ditinggal pergi. Saya minta tolong jangan lagi ada yang seperti itu,” pinta Anas.
“Ikhtiar kita mendidik murid dengan pengasuhan dan bimbingan secara tulus, insyaallah akan memberi memori positif bagi anak yang akan menjadi benih tumbuhnya karakter yang positif dan kreatif di masa depan mereka,” ujar Anas.
Pada kesempatan itu Anas juga meminta agar sekolah menjadi tempat tersemainya jiwa inklusi dimana anak bisa bersahabat dengan keragaman. Karena anak yang berjiwa inklusi akan bisa menempatkan diri dengan baik dan bergaul dengan siapa saja.
“Kita tentu ingin anak-anak kita bisa menjadi generasi unggul yang tumbuh dengan jiwa moderat, bisa mengayomi semua kalangan. Ini harus dimulai sejak dini, sejak bangku sekolah,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Anas pun berterima kasih kepada para kepala sekolah dan guru yang telah memiliki kepedulian dalam memberikan pendidikan yang berkualitas pada muridnya.
“Saya juga berterima kasih pada kepala sekolah yang telah peduli pada lingkungan sekitarnya, khususnya terlibat langsung untuk memburu anak-anak putus sekolah agar bisa kembali belajar di kelas. Kepedulian ini harus terus dilanjutkan,” ujarnya.
Pada momen tersebut juga dilakukan penandatanganan pakta integritas oleh perwakilan kepala sekolah sebagai komitmen untuk mendukung terwujudnya pendidikan yang berkualitas dan membangun karakter siswa di Banyuwangi.
“Kami akan terus pantau komitmen para kepala sekolah dan guru dalam mendidik siswa. Karena kami ingin generasi penerus daerah menjadi generasi unggul yang membanggakan dan mampu berkiprah bagi kemajuan daerahnya dan bangsa,” pungkas Anas (ari bp)