JEMBER, IndonesiaPos
Semrawutnya Data Fakir Miskin di Jember, mendapat perhatian banyak pihak. Salah satunya dari Drs. Farid Wajdi, Ketua LSM MP3 mengungkap, Kabupaten Jember adalah satu satunya Kabupaten di Indonesia yang belum membentuk TKPKD (Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah).
” Penanggulangan dan percepatan pemberantasan kemiskinan itu bukan hanya urusan Dinas Sosial, tapi harusnya lintas OPD dan stake holder terkait, masalahnya sejak tahun 2016, di Jember belum pernah dibentuk Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah atau TKPKD sebagaimana diatur dalam Permengri No 42/2010. Di kabupaten lain ada yg diketuai oleh Wakil Kepala Daerah ” ujarnya.
Belum jelas alasan mengapa sampai tahun terakhir menjabat, Bupati Faida tidak membentuk TKPKD.
“Ndak jelas alasannya. Padahal itu aturan dari pusat, kok malah bentuk Satgas Du’afa sebagai pendata dan verifikator ” jawabnya.
” TKPKD itu harusnya yang bertanggungjawab terhadap pendataan kemiskinan dibawah Bupati. TKPKD era Bupati Samsul HS dan MZA Djalal, ketuanya Wakil Bupati ” sambung Farid.
Sementara ketika dihubungi lewat pesan singkat, Sekda Mirfano tidak bersedia menjawab. ” No Comment ” jawabnya singkat.
BACA JUGA : Pemkab Jember Tidak Transparan, Silang Sengkarut Data Fakir Miskin
Terpisah, Gus Saif, Ketua Persaudaraan Antar Guru Ngaji (Persada Agung), tokoh pesantren yang juga dikenal sebagai aktivis yang konsisten mengkritisi pemerintahan Daerah sejak era Bupati Samsul ini juga menyayangkan bentuk kepedulian Pemkab terhadap Fakir Miskin.
” Dari sebelum menjabat Bupati, saya sudah berpesan kepada Faida, agar benar benar serius memperhatikan keberadaan Fakir Miskin dan Anak Terlantar. Juga terhadap janda janda dan yatim piatu, ” terangnya.
Menurut Gus Saif, bentuk perhatian kita, dan lebih lebih dari pemerintah kepada fakir miskin, anak terlantar atau janda dan anak yatim itu tidak bisa digebyah uyah sama rata.
Bukan hanya sekedar memberi bantuan material yang tidak seberapa kemudian selesai. Pendekatannya harus dengan hati.
” Persoalan Fakir miskin dan seterusnya itu gak akan pernah hilang dimuka bumi ini. Karna ini memang sudah kehendak Tuhan. Sehebat apapun Bupatinya, fakir miskin dan yatim piatu akan tetap ada. ” sambungnya.
” Kalau pendekatannya dengan hati, maka sebelum dilakukan pendataan, pastinya Bupati akan melibatkan tokoh-tokoh agama yang lebih memahami tentang bagaimana menyentuh hati mereka. Berikutnya, petugas yang akan melakukan pendataan itupun semangatnya juga pasti berbeda. Tidak hanya terjebak pada angka angka dan material, tapi sudah menggunakan hati” terang Gus Saif sambil menuang kopi untuk sejumlah tamunya.
” Tapi mau bagaimana lagi, wong Faida gak mau mendengar usulan orang lain. Satu satunya jalan, DPRDnya yang harus kenceng ” pungkas Gus Saif.
Munculnya persoalan ini juga telah didengar oleh kalangan dewan. Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi berjanji akan membahasnya dengan unsur pimpinan dewan lainya.
” Saya akan bicarakan dgn pimpinan dan ketua-ketua komisi. Fungsi pengawasan yg melekat pada DPRD akan kami maksimalkan.” janji Itqon (Kus)