<

Diduga Ada Mal Praktek, Pasien Meninggal Usai Jalani Reoperasi di RSI Fatimah

BANYUWANGI, IndonesiaPos – Penanganan medis di RSI Fatimah Banyuwangi menjadi sorotan masyarakat terkait meninggalnya seorang pasien setelah menjalanani reoperasi yang di duga ada malpraktek.

Informasi yang di himpun oleh beberapa awak media di duga  ada malpraktek yang menimpa almarhum pasien yang bernama Sapta Wigatiningsih yang berniat berobat karena sakit yang dialami dan berharap bisa sembuh dengan anjuran dokter namun malah sebaliknya bukan sehat yang didapat melainkan semakin parah kondisinya.Sampai harus menjalani reoperasi selang beberapa hari pasien meninggal dunia.

” Berawal dari keluhan pasien yang sakit dengan datang ke RSI Fatimah dan setelah diperiksa maka anjuran dokter harus dioperasi tanpa ada rasa curiga karena merasa ingin sembuh pasien mengiyakan untuk dilakukan operasi Mium. Beberapa hari pasca operasi ternyata Alm Bu Ning (panggilan pasien) mengeluhkan sakit kembali dikarenakan kondisi perutnya semakin membesar,akhir kembali menjalani operasi setelah reoprasi tersebut kondisi masi belum membaik selang beberapa hari pasien meninggal dunia,” papar narasumber yang enggan di sebut namanya.

Lebih lanjut dia mengatakan setelah meninggal keluarga pasien mendapat bantuan dari RSI Fatimah Banyuwangi.

” setelah meninggal itu suami dari alm bu Ning di angkat menjadi pegawai tetap dan anaknya dibantu biaya sekolahnya, kan sudah jelas berarti penanganan medis disana kan ada yang tidak beres operasinya sampai dua kali,yang menangani waktu itu dr widodo pada saat reoperasi didampingi oleh dua dokter sekaligus,” pungkasnya.

Dari penjelasan tersebut awak media menindak lanjuti dengan mengkonfirmasi Humas RSI Fatimah Banyuwangi terkait dugaan adanya ketidak beresan dalam menangani pasien. Di konfirmasi awak media melalui pesan What Up H.Suprapto selaku humas RSI Fatimah mengatakan kita sudah melakukan sesuai prosedur.

“memang benar untuk reoperasinya di dampingi oleh dua dokter dalam penangananya, alhamdulillah berjalan lancar semua sudah sesuai SOP, kalau masalah suami korban yang diangkat sebagai pegawai tetap dan anaknya di biayai itu sebagai bentuk peduli dan bela sungkawa RS terhadap karyawanya, RS memberikan beasiswa kepada anak dan mempertimbangkan status kepegawaian sesuai aturan yang dimiliki RS,saya kira wajar kalau RS bersikap peduli dan belasungkawa terhadap karyawannya pak,” ungkapnya. (ris,dod)

BERITA TERKINI