<

Diduga Pengadaan Seragam Batik ASN Cacat, Bupati Sumenep Malah Asik Bikin Konten Pencitraan

SUMENEP, IndonesiaPos – Dear Jatim Korda Sumenep geruduk kantor Pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumenep menuntut agar segera menghentikan pengadaan batik Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dinilai ada kongkalikong dengan pengusaha batik dan mirisnya Bupati Sumenep seakan membisu dan hanya sibuk membuat konten pencitraan di media sosial

“Program yang sebelumnya diharapkan dapat menuai simpatik dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di kabupaten Sumenep malah dijadikan ladang usaha yang sangat memprihatinkan”. Kata kordinator lapangan Ali Rofiq. Selasa (14/02/2023)

Seragam batik yang digunakan setiap hari Kamis dan Jum’at yang di pakai oleh seluruh ASN di kabupaten Sumenep sangat di sayangkan karena dari 9.000 ribu batik yang akan di realisasikan kepada ASN di kabupaten Sumenep secara gratis malah di kenakan biaya penebusan

“Sudah jelas sesuai peraturan seluruh pembiayaan seragam batik ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) kabupaten Sumenep namun fakta di lapangan diminta uang untuk membeli batik tersebut”. Terangnya

 

Kemudian dampak terbesarnya tentu saja sudah jelas sangat berdampak kepada UKM dengan menghasilkan Rp. 170.000 dari 10 kain batik yang dihasilkan

“Sangat berbeda yang dihasilkan oleh oknum yang sudah melakukan tindakan melanggar hukum ini yang berlindung dibawah Perbup yang mendapat keuntungan Rp. 50.000 per batik dengan total sebelumnya 9.000 ribu ASN, sudah bisa dipastikan keuntungannya kurang lebih Rp. 1 milyard”. Jelasnya

Rofiq in the gang panggilan akrabnya juga menjelaskan bahwa, ada 2 motif batik yang salah satunya motif terak bulen dan motif beddhei, yang salah satunya yaitu motif terak bulen itu ada Perbup nya tapi Perbup nya yang tidak baik-baik saja, bahkan diduga cenderung melindungi pelaku pengusaha batik di kabupaten Sumenep yaitu Canteng Koneng

Selanjutnya, batik motif beddhei tidak ada Perbup nya sehingga di akomodir oleh Koperasi dan Koperasi akan menjual kepada satu oknum yaitu Canteng Koneng

“Yang dibeli UKM nantinya sebesar Rp. 135.000 kemudian ke ASN di jual Rp. 190.000, lagi-lagi oknum pengusaha batik ini mendapat keuntungan Rp. 50.000 hanya dengan duduk santai di kantornya”. Geramnya

Sampai saat ini pengadaan batik tersebut hanya terealisasi sebesar 4.000 ribu dan Rofiq in the gang menuntut agar segera dihentikan pengadaan batik tersebut

“Kalau tetap di lanjutkan jelas UKM pengrajin batik akan merasakan ketidak kemerdekaan itu, akan tetapi hanya jerih payah yang di dapatkan”. Tutupnya (id/hn)

BERITA TERKINI