BLITAR,IndonesiaPos
Donor plasma di wilayah kabupaten Blitar belum bisa melakukan, namun pemerintah kabupaten Blitar bisa memfasilitasi untuk pendonor plasma.
Seperti yang dituturkan kepala UTD PMI kabupaten Blitar sekaligus kepala UPT Puskesmas Srengat kabupaten Blitar, Dr Pravita Rinanti, mengatakan, jika masyarakat akan melakukan donor plasma, pihaknya akan mengkoordinasikan dengan UTD yang melayani donor plasma.
Misalnya, seperti di Tulungagung, Kediri, ataupun Surabaya, sehingga nanti dari pendonor bisa datang ke PMI kabupaten Blitar. Namun, sebalum itu akan dilakukan seleksi, jika nanti lulus seleksi melalui wawancara dan memenuhi syarat-syaratnya, dan apabila 14 hari setelah swab negatif bisa kontak PMI/UTD RS yang melayani donor plasma konvalesen untuk dijadwalkan skrining.
“Jika lolos bisa berdonar plasma konvalesen (1-1,5 jam), donor plasma konvalesen harus rutin setiap 2 minggu sekali (selang 14 hen). Selain itu bisa berdonor max 3 bulan dari swab negatif nanti kita akan komunikasikan dengan UTD PMI Tulungagung, Kediri ataupun Surabaya,”ujar Pravita Rinanti kepada reporter IndonesiPos melalui sambungan telepon.
Disamping itu, syarat bagi warga yang mau donor plasma yaitu pernah positif covid-19 (2 Minggu setelah terkonfirmasi), usia 18-60 tahun, berat badan lebih dari 55.kg.
“Diutamakan pria, sedangkan kalau perempuan belum pernah hamil, kemudian ada surat keterangan sehat dari puskesmas atau rumah sakit, tidak menerima tranfusi plasma konvalesen saat dirawat, bukan OTG dan tidak memiliki penyakit kronis berat (gagal ginjal, gagal jantung, kanker, kencing manis darah tinggi tidak terkontrol),”ungkapnya.
Sementara bagi calon pendonor itu, diusahakan yang memiliki gejala berat kalau yang memiliki gejala antibodinya lebih tinggi karena ada standar antibodi yang didonorkan, donor plasma itu sebagai terapi tambahan untuk macam-macam covid-19 jadi bukan terapi utama.
“Terapi utama tetap terapi obat-obatan yang ada di rumah sakit, tambahannya untuk membantu kesembuhan bagi pasien covid-19 dengan gejala sedang-berat dan ini merupakan salah satu metode imunisasi pasif dimana plasma yang sudah ada antibodinya diberikan kepada pasien covid-19,” jelasnya.
Lanjut Dr Pravita, Wilayah kabupaten Blitar yang melalui UTD PMI yang sudah mengajukan ada 25 orang, tetapi yang lolos seleksi hanya 8 orang.
“Harapannya semakin banyak masyarakat yang bersedia untuk mendonorkan plasma karena memang kebanyakan permintaan itu banyak daripada stok yang ada, jadi semakin banyak pasien-pasien covid-19 dengan gejala sedang-berat yang memiliki antibodi yang tinggi telah bersedia 2 Minggu selesai sembuh dan bersedia untuk mendonorkan plasma konvalesen dan sudah banyak maka akan bermanfaat bagi orang lain,”tegasnya.
“Kami menghimbau kepada masyarakat akan membantu untuk donor plasma supaya kalau ada pasien yang membutuhkan selalu tersedia,”imbuhnya.(Emi/KMF)