JAKARTA – IndonesiaPos
Sejumlah kader yang tergabung dalam Forum Kader Ka’bah Bersatu (FKKB) kecewa terhadap sikap majelis-majelis DPP PPP yang tidak kunjung bersikap dengan merosotnya hasil pemilu 2024. Mereka mencurigai para senior partai tersebut tersandera kepentingan.
Koordinator FKKB Muchbari mengaku kecewa dengan lambannya sikap para senior di PPP. Padahal jika dibandingkan dengan kasus pemberhentian Suharso Monoarfa, kesalahan Muhammad Mardiono sangat fatal.
Saat pemberhentian Suharso para pimpinan majelis langsung tancap gas. Padahal Suharso saat itu hanya keseleo lidah.
Sementara kepemimpinan Mardiono jelas-jelas membawa PPP pada kehancuran dengan tidak lolos ke parlemen karena perolehan suara nasional tidak sampai 4%.
“Bandingkan dengan Suharso Monoarfa yang saat itu langsung diturunkan kerana keseleo lidah. Sementara Mardiono gagal meloloskan PPP ke Senayan. Tapi para majelis diam saja,” katanya, Kamis (6/6/2024), kepada wartawan.
Pihaknya pun mencurigai kabar yang beredar bahwa para pimpinan majelis telah didekati oleh Mardiono. Bahkan, salah satu pimpinan majelis diduga punya hutang budi karena telah banyak dibantu saat Pemilu lalu.
“Jangan karena merasa hutang budi yang ranahnya pribadi mengorbankan kepentingan partai,” terangnya.
Dirinya mengaku sangat merindukan kehadiran sosok seperti almarhum KH. Maimoen Zubair yang berkorban untuk partai. Sejauh ini, pimpinan majelis tidak ada yang sekaliber Mbah Moen. “Ibarat langit dan lubang sumur,” kesalnya.
Machbari juga menyinggung adanya indikasi intevensi Mardiono ke pengurus wilayah. Sehingga para pengurus yang tidak mendukung Mardiono diancam dipecat.
“Sudah pasti ada intervensi ke wilayah yang dilakukan agar tetap mendukung Mardiono, padahal jelas gagal bawa PPP lolos Parliamentary threshold,” tandas Muchnari.
PPP Tak Lolos ke Senayan, Mordiono di Desak Mundur Dari Ketum