MADIUN, IndonesiaPos – Akhir tahun ini sebagian petani di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dipaksa sulit tersenyum meriah karena gagal panen. Solusi darurat, tanaman yang berpenyakit itu segera dimusnahkan, agar tidak menular ke tanaman lain yang sehat.
Tercatat, sedikitnya terdapat tanaman padi seluas 5 hektar milik petani di Desa Klecorejo, Kecamatan Mejayan, yang saat ini mati mengering lantaran terserang hama virus kerdil rumput.
Tanaman padi yang terserang hama berupa virus, rice grassy stunt virus (RGSV), sebagai penyebab penting penyakit padi itu, merupakan bagian dari 37,8 hektar yang terhampar di wilayah tersebut.
Tarmuji, SP, Kepala Wilayah Kerja Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Tanaman Provinsi Jawa Timur di Madiun, bersama timnya langsung berada di lokasi, melakukan pengamatan dan pemeriksaan tanaman padi yang menjadi ‘korban’ serangan virus, Jumat (23/12/2022).
Kepada jurnalis yang menemuinya di lokasi, Tarmuji mengatakan virus yang menyerang padi tersebut tak beda jauh dengan virus Covid-19 yang menjangkit manusia.
“Iya. Prinsipnya sama seperti Covid-19. Rice grassy stunt virus itu bisa menular kepada tanaman padi lain di sekitarnya,” jelas Tarmuji.
Dikatakannya, padi yang terserang virus kerdil rumput tersebut akan dibarengi dengan dampak negativ lain, berupa virus kerdil hampa atau rice ragged stunt virus, yakni munculnya gejala bulir padi tanpa isi.
Tanaman padi yang terserang virus itu, menurutnya, bisa diakibatkan dari pola perawatan yang tidak serius oleh petani penanamnya.
Petani malas membersihkan rumput diantara rumpun padi sebagai sumber habitat wereng coklat, sebagai vektor munculnya virus tersebut.
BACA JUGA :
“Jadi begini, sumber penyakit itu berasal dari hama wereng coklat yang tercemar virus sebagai vektornya. Jika tanaman padi tidak bersih dari rerumputan yang menyertainya, wereng coklat akan mudah hinggap disitu,” paparnya.
Langkah pencegahan, pengobatan dan perawatannya, lanjut Tarmuji, tidak lain yang utama memberangus tanaman padi berpenyakit.
Itu dilakukan, secara teori menurut Tarmuji, agar virus tidak menghinggapi tanaman yang masih sehat.
Kemudian terhadap tanaman yang sehat dilakukan penyemprotan obat-obatan tertentu, sekaligus melakukan pemantauan setiap saat.
Sementara Kepala Desa Klecorejo, Agus Subiyanto, yang ditemui terpisah menuturkan pihaknya segera mengumpulkan para pemilik tanaman padi yang terserang virus itu.
Dikatakannya, para pemilik tanaman padi berpenyakit itu diminta untuk segera membabat tanamannya agar virus tidak menyerang ke yang lain.
“Lahan itu milik beberapa petani. Diantaranya Pono, Sukarno dan Slamet. Mereka kita kumpulkan untuk menebang dan membakar tanaman itu,” jelas Agus Subiyanto.
Agus Subiyanto yang membenarkan gagal panen akibat serangan virus itu, memaparkan sisi positif lain soal keberhasilan para petani padi di wilayahnya.
“Iya, saat ini gagal panen memang benar. Tapi sebelum ini, wilayahnya mengalami panen padi melimpah ruah. Para petani mengalami surplus dan bersuka ria,” pungkas Agus Subiyanto. (fin)