BONDOWOSO – IndonesiaPos
Memasuki Ramadan 1446 Hijriah, harga cabai di Kabupaten Bondowoso kian pedas. Bahkan harga cabai rawit merah di Pasar Induk Bondowoso meroket hingga Rp 150 ribu per kilogram.
Kenaikan sudah terjadi sejak 2 hari terakhir dari harga sebelumnya Rp 60 ribuan. Termasuk juga cabai merah besar, yang naik menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Dari harga sebelumnya Rp 16 ribuan.
Salah satu pedagang cabai di pasar Bondowoso bernama Sitti mengatakan, bahwa kenaikan ini terjadi karena panen cabai rawit merah di Bondowoso yang sedikit.
“Karena, cuaca yang ikut mempengaruhi. Bahkan, cabai yang dijualnya hari ini merupakan cabai kiriman Kabupaten Situbondo. Cabainya ker-ker, (keriting, red),” ujarnya, Senin (3/3/2025).
Karena kenaikan harga cabai ini, Sitti mengurangi kulakan cabainya. Dari biasanya sehari mengulak untuk dijual sebanyak 10 kilogram. Kini dikurangi jadi 50 persen.
Ini dilakukan wanita yang telah berjualan selama 10 tahun di Pasar Induk Bondowoso itu, karena juga terjadi penurunan pembelian cabai oleh konsumen.
“Karena harganya naik, satu ons saja belasan ribu. Biasanya beli seperempat, sekarang merea beli satu ons,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso mencatat harga cabe rawit sebesar Rp.100 ribu per kilogram.
Pengawas Kemetrologian Diskoperindag Bondowoso mengatakan, sejumlah pedagang mengambil barang dari tengkulak kategori besar. Sehingga, para pengecer yang membeli cabe mendapatkan harga di atas 100 ribu.
” Ini di penjual besarnya 100 ribu di pasar induk, cabe rawit merah. Ada yang 105 ribu, ” katanya.
Adapun, patokan harga tersebut berdasarkan monitoring harga di Pasar Induk, Pasar Maesan, Pasar Wonosari dan Pasar Prajekan.
“Empat pasar tersebut menjadi tolok ukur harga di wilayah Kabupaten Bondowoso,”ungkapnya.
Menurutnya, salah satu penyebab harga mengalami kenaikan yakni cuaca. Sedangkan, kebutuhan masyarakat meningkat terutama untuk kebutuhan selama Ramadan.
” Di Bulan Ramadan ini kan banyak UMKM makanan dan minuman,”lanjutnya.
Upaya pemerintah untuk dapat menstabilkan harga salah satunya mendatangkan cabe dari kabupaten lain yang memiliki produksi lebih seperti Banyuwangi dan Situbondo.
Di Bondowoso sendiri, kata Hendri, meskipun terdapat petani cabe akan tetapi belum dapat mencukupi kebutuhan satu kabupaten.
“Jadi butuh tambahan dari kabupaten lain. Ada petani sini tapi nggak sebanyak Probolinggo,”pungkas Hendri. (Gandi)