SURABAYA, IndonesiaPos.co.id
Saling memaafkan, adalah pesan Presiden Jokowi, yang dibawa oleh Staf khususnya untuk Papua, Lenis Kogoya ketika bertemu dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (20/8/2019).
Ditemani Wakil Gubernur Emil Dardak, serta Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Lenis menyampaikan pesan Jokowi, agar kejadian yang terjadi di Surabaya maupun Malang agar tidak dibesar besarkan.
“Pesan Presiden, tadi pagi menyampaikan bahwa ini kita gak usah dibesar besarkan, tetapi mari kita menjadi saling memaafkan, ada kesalahan dimana, saling memaafkan itu harus kita bangun,” ungkapnya.
Dengan rentetan kejadian seperti pengamanan 43 mahasiswa di Mapolrestabes Surabaya, kemudian viral video ujaran rasis, serta isu dugaan pengusiran dan penganiayaan, diharapkannya tidak memancing emosi warga Papua.
“Karena kita anak bangsa yang sama. Jadi jangan sampai ada yang sakit hati maksudnya, misalnya ada ketersinggungan dimanapun ya, sekarang kita saling memaafkan,” ucapnya.
Terkait adanya dugaan peristiwa pengrusakan lambang negara, yakni Bendera Merah Putih, Lenis mengungkapkan, hal itu akan dilakukan pembinaan juga secara internal. Diakuinya, di Asrama Kalasan, tidak semua penghuninya bersekolah.
“Kedepan, kita bina anak anak ini, itu kan ada yang putus sekolah, terus ada juga mungkin lama gak selesai. Ini tertib (diatur). Ini akan diasramakan. Itu maksudnya, mahasiswanya seperti apa,” imbuhnya.
Untuk ketertiban, Lenis memaparkan, bahwa mahasiswa maupun warga Papua yang menuntut ilmu di Surabaya dan daerah lainnya, akan dilakukan pendataan. Sehingga pemerintah daerah mengetahui keberadaannya.
“Itu didata kalau bisa siapapun sekolah itu didata dulu, siapa dimana, dia ada dimana, sama sama kita bina. Sekarang sekolah harus ada rekomendasi dari lembaga adat, disitu dijelaskan bahwa ini adalah asli orang Papua,” paparnya.
Lenis menambahkan, agar lebih tertib, begitu sesudah sekolah, mahasiswa asal Papua harus balik ke daerahnya. Dimanapun pihaknya harus tahu.
“Kedepannya semua Kota Provinsi, misal di Surabaya ini, kalau dia sekolah disini, berarti dia magang disini, baru kembali ke Papua,” tandasnya.