<

Jaksa Agung Bertemu Kapolri Tutupi Sesuatu?

JAKARTA – IndonesiaPos

Pengamat  komunikasi politik dari Universitas Airlangga Henri Subiakto menilai pertemuan mesra yang ditunjukkan oleh Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sengaja dilakukan untuk menutupi sesuatu.

Penilaian itu wajar dilontarkan, sebab kedua instansi tersebut masih enggan memberikan penjelasan soal apa yang sesungguhnya sedang terjadi.

“Elite atau pejabat yang berwenang tidak bijak, jika tidak memberi penjelasan. Kalau kemudian pimpinan Polri dan pimpinan Kejaksaan Agung nampak kompak bersama menko polhukam tanpa penjelasan kepada publik. Itu menandakan ‘cultural of secrecy’ atau budaya ketertutupan masih kental di dalam pemerintahan kita,” kata Henri kepada wartawan, Senin (27/5/2024).

Penjelasan yang diharapkan oleh publik, kata dia, semata-mata hanya untuk meluruskan isu yang kadung liar. Sehingga, jangan disalahkan apabila pasca isu ini ramai dibicarakan publik, disinformasi atau berita bohong akan banyak muncul setelahnya.

Publik yang kini bertanya-tanya berhak tahu kejadian yang sebenarnya. Sehingga tidak bijak apabila informasi yang diberikan oleh instansi yang berwenang hanya setengah-setengah tanpa menjelaskan dengan lengkap.

“Maka potongan-potongan informasi yang menjadi fakta tidak lengkap (premature fact) itu cederung mengundang interpretasi orang dihubungkan dengan fakta-fakta lain yang seakan relevan sehingga menjadi gabungan informasi yang belum tentu benar,”tutur Henri.

“Itulah disinformasi atau hoaks dari interpretasi spekulatif publik. Gara-gara dibiarkan tidak jelas oleh mereka yang berwenang memberi penjelasan. Publik yang menerka-nerka itu tidak bisa disalahkan lho. Itu alami dinamika sosial,”imbuhnya.

Erick Thohir Laporkan Kasus Dugaan Korupsi di BUMN ke Jaksa Agung

 

 

 

BERITA TERKINI