PAMEKASAN – IndonesiaPos
Menjelang bulan Puasa 1445 H, harga bahan pokok (Bapok) mengalami lonjakan kenaikan harga utamanya pada beras.
Selain beras, menyusul harga cabai merah besar, cabai merah kering dan tomat mengalami kenaikan harga, Sabtu 2/3/2024.
Seorang pedagang di pasar tradisional Pasar 17 Pamekasan, Azizah menjelaskan, bahwa untuk cabai rawit harganya tidak stabil, kadang naik dan turun harga.
“Itupun tidak bisa dipastikan akan naik turunnya harga,”katanya.
Menurutnya, harga cabai yang sebelumnya Rp 50 ribu kini turun menjadi Rp 40 ribu, itupun tidak bertahan lama penurunannya.
“Kemudian mengalami kenaikan harga Rp100 ribu, dan saat ini turun lagi seharga Rp80 ribu,”sebut Azizah.
Azizah menambahkan, untuk harga cabai merah besar yang semula harga jual per kilonya masih Rp50, sekarang melejit dari harga Rp100 ribu. tomat yang semula 10 ribu per kilonya sekarang menjadi Rp24 ribu. Dan harga Rp140 ribu untuk harga jual cabai merah kering.
“Untuk harga bawang merah sebelumnya Rp24 ribu hingga Rp28 ribu kini naik Rp32 ribu. Dan Bawang Putih awalnya masih Rp30 ribu hingga Rp32 ribu sekarang Rp36 ribu,”bebernya.
Disinggung soal peminat pembeli yang paling banyak diminati para konsumen, Azizah mengatakan, banyak pembeli yang meminati cabai merah besar kering, karena kalau yang kering dalam timbangannya isinya lebih banyak dibandingkan dengan cabai merah segar/basah.
“Kenaikan harga ini sekitar hampir sudah dua bulanan dan dipresentasikan akan mengalami kenaikan harga hingga menjelang hari Raya,”ujarnya.
Azizah menambahkan, setelah hari Raya, biasanya semua harga mengalami penurunan. Namun Penyebab kenaikan ini belum dipastikan, kemungkinan besar lantaran stok persediaan barangnya kosong dan setiap tahunnya biasa seperti ini.
“Untuk harga kentang sebelumya 1 kilonya Rp10 sampai Rp12 ribu sekarang mengalami kenaikan harga Rp20 ribu yang jelas di bulan puasa semua barang akan alami kenaikan,”ucapnya.
Bahkan, kata dia, ditempatnya tidak pernah kehabisan stok, karena setiap harinya datang terus.
“Akibat barang-barang yang naik, banyak para konsumen yang komplain, meskipun mereka komplain mereka tetap membelinya karena menjadi kebutuhan sehari-hari walaupun harga mahal,”tegasnya.
Dia berharap, komoditi cepat turun harga karena menjadi kebutuhan sehari-hari.
“Sehingga konsumen saya tidak banyak komplain dan semakin banyak pembelinya,”harap Azizah.
Sementara itu, Wiwin (44) tahun warga Desa Pademawu memiliki bisnis catering, mengaku, kenaikan harga pada sembako, seperti beras juga telur saling bersaing naik harga.
“Ini membuat saya bingung jika pada naik melejit, pasalnya akan berdampak kenaikan juga pada pemesanan,”ujar ibu muda ini.
Meski begitu, Wiwin berharap semua harga cepat kembali stabil/turun, agar drinya sebagai konsumen bisa merasakan nyaman dan bisa terus menerima pemesanan.
“Selain itu, agar masyarakat bisa membeli dengan harga yang terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari,”imbuhnya. (Dyah)