<

Kacau…!!! Swab Tiga Klinik Nyatakan Negatif Covid, Puskesmas Singojuruh Positif

 BANYUWANGI, IndonesiaPos – Setelah resmi menjadi suami istri pasangan pengantin bernama Rizal dan Puteri asal Kecamatan Singojuruh ini, permasalahan kembali terjadi ketika lima hari pasca pernikahan tepatnya pada hari ini Rabu (16/02/2022). Sebab, Pihak keluarga mempelai pria didatangi petugas Puskesmas Paspan dan Polsek Glagah.

Kedatangan petugas tersebut dalam rangka menanyakan terkait konfirmasi Positif Covid-19 berdasar hasil Swab antigen yang dikeluarkan Puskesmas Singojuruh.

Hal tersebut sangat disayangkan, sebab data hasil Swab dari Puskesmas Singojuruh yang menyatakan pihak mempelai Positif Covid-19 telah dimasukkan ke data Covid-19 Kabupaten. Akibatnya, pihak keluarga merasa dirugikan, karena bukti data Swab di tiga klinik sebelumnya hasilnya Negatif semua.

“Terus terang kami terkejut ketika Petugas Puskesmas bersama Polsek mendatangi kediaman adik kami, untuk mengkonfirmasi data adik kami yang dinyatakan Positif Covid-19, padahal data itu tidak valid,”ungkap Syaiful.

BACA JUGA : Gegara Hasil Swab Dinyatakan Positif Covid-19, Rizal Dan Putri Nyaris Gagal Nikah

Dan yang membuat makin kaget lagi, kata Syaiful, data yang tidak valid itu kemudian dijadikan rujukan oleh petugas dari Puskesmas Paspan dan Polsek Glagah untuk mendatangi rumahnya.

“Coba bayangkan kalau tracingnya berdasar data yang tidak valid seperti ini. Orang jadi malah panik dan imunnya malah bisa jadi menurun. Padahal untuk menghadapi Covid-19 beserta variannya harus dengan hati dan perasaan yang gembira. Lha kalau tiba-tiba didatangi kayak gini kan jadi merasa “terteror”. Atau jangan-jangan mereka sedang melakukan prank massal ?,”herannya.

Berkaca dari kejadian tersebut, Syaiful pun meminta Pemkab Banyuwangi untuk memberikan atensi khusus, terutama mengenai validasi data hasil Swab agar kasus-kasus serupa seperti yang menimpa keluarganya tidak kembali terulang, yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat.

“Kalau data yang tidak valid kemudian diinput menjadi data Kabupaten, maka bisa dibayangkan berapa jumlah penambahan masyarakat yang dinyatakan Positif. Dan kalau sudah banyak yang dinyatakan Positif ini akan berimbas pada level penanganan di Kabupaten,”ungkap Syaiful.

Jika itu terus dibiarkan seperti bola liar, dipastian akan mengancam ditutupnya pariwisata di Banyuwangi. Akhirnya, para pelaku pariwisata dan pelaku UMKM yang terkait pariwisata akan mengalami kerugian kembali.

“Maka sekali lagi, saya meminta agar Pemkab memberikan atensi khusus pada permasalahan ini,”imbuhnya. (*)

 

BERITA TERKINI