Menyusul Ambruknya Atap di Teras Pendopo, Ruang Depan Kantor Bupati, Pendopo Kecamatan Jenggawah, Ruangan Kantor Kecamatan Tempurejo, dan 3 Gedung SDN
JEMBER, IndonesiaPos
Diduga akibat pengerjaan proyek yang asal asalan, lagi-lagi terulang sebuah kejadian yang membahayakan jiwa siapapun yang beraktifitas di gedung milik pemerintah Kabupaten Jember.
Meski tidak ada korban jiwa, masih segar dalam ingatan publik tentang kejadian beruntun mulai ambruknya atap Pendopo Kecamatan Jenggawah, atap ruang kantor Kecamatan Tempurejo, dan atap SDN Keting yang semuanya terjadi di bulan Desember 2019 padahal proyek baru saja selesai.
Belum lagi dengan robohnya bangunan asset pemerintah yang diduga disebabkan karena kurangnya perhatian dan minimnya anggaran perawatan. Mulai ambruknya atap gedung SDN Selodakon 3 Tanggul Desember 2019, SDN Klompangan 2 Ajung Mei 2020.
Sebelumnya juga terjadi rubuhnya atap Teras Rumah Dinas Bupati April 2020, atap depan Ruang Kantor Bupati Juni 2019, atap ruang Rumah Dinas Wakil Bupati April 2018 sampai dengan ambruknya Pertokoan Jompo Maret 2020.
Baca Juga : Bangunan Ambruk Kembali Terjadi di Jember, Kali ini Atap Teras Pendopo Bupati Runtuh
Kali ini, atap salah satu ruangan Puskesmas Gumukmas ambruk secara tiba-tiba, Kamis (23/9/2020). Beruntung dalam kejadian tersebut tidak sampai merenggut korban jiwa.
Namun demikian, pelayanan di puskesmas tersebut berhenti untuk sementara karena petugas kebersihan berusaha membersihkan bekas puing-puing atap yang ambruk itu.
“Untuk yang internitnya ambruk, itu ada di bagian poli gigi. Karena kondisi Covid-19 pelayanan di bagian ruangan itu tutup dan Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Puskesmas Gumukmas dokter Halimah Arvi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Diketahui ukuran luas internit yang ambruk itu dengan lebar 4 meter dan panjang 30 meter. Sementara itu, terlihat beberapa rangka galvalum bagian atap berdiameter kurang lebih 4 cm itu mengalami karatan dan patah.
“Untuk gedung ini juga baru mengalami perbaikan sekitar tahun 2018 dan pada tahun 2019 masih dalam masa perawatan,” kata dokter Arvi.
Untuk sementara, agar tidak menimbulkan kerusakan semakin parah. Atap plafon terpaksa ditopang menggunakan batang bambu.
“Kejadian ini sudah kami laporkan kepada Dinas Kesehatan Jember, dan langsung datang dari dinas mengecek,” katanya.
Lebih jauh dokter Arvi menyampaikan, terkait pelayanan diakuinya terpaksa harus berhenti untuk sementara.
“Hanya untuk membersihkan bekas-bekas puing yang runtuh itu. Tapi kami tetap memberikan pelayanan dan tetap buka. Karena posisi yang runtuh di luar ruangan,” pangkasnya.
Terpisah, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jember Diah Kusworini saat dikonfirmasi belum mengangkat sambungan telponnya, pesan singkat whatsapp pun belum juga terbaca. (Kus)