BLITAR, IndonesiaPos
Munculnya Istilah isolasi kepada pasien Covid-19, ada 3 yaitu Isolasi Terpusat Kabupaten, Isolasi Terpusat Kecamatan dan Isolasi Terpusat Desa.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar melalui Kasi Survaelans dan Imunisasi Endro Pramono, mengatakan, selama ini di kabupaten Blitar ada 2 lokasi tempat ilosasi bagi pasien Covid-19, yaitu Isolasi Terpusat Local Education Center (LEC) Garum, di kantor Diklat Pendidikan, yang disewa oleh pemerintah daerah untuk digunakan sebagai tempat Isoter dengan kapasitas 83 tempat tidur.
Kemudian, tambah Endro Pramono, ada RSUD Srengat selain melayani yang memiliki kasus gejala sedang-berat, juga ada ruangan yang khusus di luar rumah sakit yaitu asrama perawat yang digunakan untuk ruangan Isoter, yang disediakan 60 tempat tidur.
Sementara untuk desa isoman saat ini sudah tidak ada lagi, jadi pasien yang positif itu harus masuk Isoter, tidak boleh dilakukan isolasi mandiri. Sebab, Isoter itu ada di desa yang disediakan oleh pemerintah desa, yang menggunakan rumah masyarakat jika kasusnya ada lebih dari 1, itupun tergantung kebijakan masing-masing desa.
“Untuk yang isolasi kabupaten itu setiap hari tetap ada kita pantau dan selalu kita laporkan terutama itu dipakai untuk yang kasusnya bergejala,”katanya.
Prosesnya seperti ini memang tanpa gejala (OTG) dan bisa ditempatkan Isoter Desa, kemudian yang bergejala memang diarahkan untuk masuk di LEC Garum atau RS Srengat.
“Kondisi terakhir yang ada di Isoter LEC ada 18 pasien, yang bergejala dari 63 orang. Sedangkan yang ada di RS Srengat ada 7 orang yang bergejala, kemudian Isoter kecamatan dirancang untuk orang yang bergejala ringan dan pada saat ini Isoter kecamatan kosong, kondisi saat ini penderita covid-19 mengalami penurunan,”ungkapnya.
Menurut Endro Pramono, sebagai Satgas Covid-19, selama ini kasus-kasus yang ada sekarang, yang kadang-kadang terjadi kematian, karena masyarakat jika bergejala itu tidak langsung berobat dengan alasan bisa divonis covid-19.
Kata dia, awalnya memang sudah ada gejala covid-19. Namun tidak diobati maka gejalanya akan semakin berat dan saat dibawa ke rumah sakit sudah terlambat.
“Sedangkan pada saat ini masyarakat kalau sudah di rumah atau sudah bergejala masyakarat justru takut untuk memperiksakan ke rumah sakit/puskesmas sehingga akhirnya tidak terdeteksi kalau sudah gejala berat akhirnya ke rumah sakit tetapi terlambat,”tegasnya.
“Kita harapkan, untuk sejak sedini saja berobat, tidak ada yang akan meng covid kan, positif atau negatifnya seseorang hanya dapat dilihat dari alat pemeriksaan kalaupun positif bisa langsung ditangani, “imbuhanya.( Emi/KMF)